MIRIFICA.NET, JAKARTA – Kamis, (13/02/20), bertempat di Gedung Karya Sosial LDD Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Ruang St. Ignatius Lt. 3 diselenggarakan diskusi para anggota Single for Christ (SFC) dengan Bapa Ignatius Kardinal Suharyo. Diskusi dengan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Single For Christ Conference yang berlangsung di Jakarta selama 4 hari, (13-16/02/20). Acara yang mengusung tema “Fully Alive” ini dihadiri oleh kurang lebih 100 anak muda dari pelbagai negara. Terhitung sekurang-kuranya para peserta mewakili 13 negara yang tersebar di 5 benua.
Bersama dengan Kardinal Suharyo, para anak muda SFC diajak untuk berdiskusi, mengenal lebih dekat sejarah Gereja Katolik di Indonesia yang sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan, keterlibatan Gereja Katolik melalui para misionaris yang membantu mengerahkan daya upaya demi kemerdekaan Bangsa ini. Tak hanya itu diskusi singkat ini juga membahas mengenai bagaimana kehidupan Gereja Katolik dalam hidup harmoni dengan tetap menjunjung tinggi ideologi negara di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.
“Salah satunya, para Misionaris berupaya mengirim surat kepada Bapa Suci terkait permintaan pengakuan kemerdekaan Indonesia, dan karena itulah Vatikan dengan segala kekuatannya menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia dengan mengirim perwakilan yang saat ini menjadi Kedutaan Vatikan untuk Indonesia” demikian Kardinal bercerita.
Diskusi yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini diisi juga dengan sesi tanya jawab, pembahasan serius tapi santai khas anak muda sangat terasa, beberapa lelucon dan pertanyaan lucu yang tak terpikirkan disampaikan oleh para kaum muda untuk mengenal lebih dekat dengan Bapa Kardinal Suharyo, seperti salah satu pertanyaan mengenai “apa makanan kesukaan Bapa Kardinal?” sontak disambut dengan gelak tawa yang memenuhi ruangan.
“Saya tidak pernah pergi keluar untuk makan di restoran, kalau saya makan di restauran saya ingat banyak orang yang tidak bisa makan sehingga saya tersiksa, kami makan dari dapur susteran di belakang, sehingga kami makan apa yang dimasak oleh para suster kecuali kalau ada kesempatan yang sangat–sangat istimewa, terkadang saya mau untuk menerima ajakan makan bersama di luar.” ujar bapa kardinal sambil tersenyum
Sebelum menutup diskusi sore itu, Bapa Kardinal meneguhkan para anak muda anggota SFC yang hadir pada saat itu: “saya sangat yakin bahwa gerakan-gerakan rohani yang kalian ikuti merupakan tempat yang subur bagi bertumbuhnya pribadi-pribadi kalian menjadi murid-murid Kristus yang cerdas dan berkomitmen tinggi”, demikian Kardinal menguatkan mereka sambil melempar senyum khas.
Diskusi diakhiri dengan penyerahan plakat dari SFC kepada Bapa Kardinal Suharyo untuk selanjutnya foto bersama.
Single For Christ Conference 2020
SFC sendiri merupakan salah satu family ministries yang beranggotakan 120.000 anak muda belum menikah dan memiliki kerinduan untuk bersama belajar dan berkumpul memuji Tuhan, dengan ajakan senantiasa membawa Tuhan ke dalam jatidiri di lingkungan kehidupan masing-masing.
Tahun ini, Indonesia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah konferensi Single for Christ (SFC) untuk pertama kalinya, tahun – tahun sebelumnya acara ini dilangsungkan di negara Filipina, dan baru sekitar 4 tahun lalu diselenggarakan diluar filipina yakni singapura, sehingga momentum ini menjadi spesial ketika pelaksanaan acara kembali diselenggarakan di luar Filipina yang merupakan negara dengan anggota SFC terbanyak.
Fulltime pastoral work trainee di Single For Christ, Ernie Abringe bercerita bahwa selama kurang lebih 1 tahun terakhir digunakan untuk mempersiapkan acara besar ini yang rencananya akan di hadiri oleh 1200 anggota SFC berasal lebih dari 30 negara namun semua rencara terpaksa harus berubah dalam waktu singkat dikarenakan wabah Virus Corona yang mengguncang dunia dan terpantau semakin banyak yang terjangkit. Dengan pertimbangan ini, banyak gembala yang merubah rencana keikutsertaan anggotanya untuk mengikuti acara, namun setelah melewati proses survey masih ada 5% dari total peserta tetap ingin hadir, sehingga para panitia SFC di Indonesia tetap menyelenggarakan acara yang kecil, yang terpenting pesan pengajarannya tetap tersampaikan, sehingga dalam rangkaian acara tetap akan ada 4 sesi yang bisa diikuti secara live streaming oleh teman-teman anggota SFC yang berhalangan hadir sebagai upaya agar pesan SFC ditahun ini tetap tersampaikan dengan mengusung tema “Fully Alive“.
Dalam kesempatan ini Ernie Abringe juga menyampaikan ajakannya untuk bersama berdoa dan mendekat lebih lagi dengan Yesus, bahwa: “apapun yang kalian korbankan yakni persiapan yang sudah direncanakan namun ternyata batal, kami mengerti sepenuhnya dan kami berharap untuk semua SFC tetaplah berserah kepada Tuhan.”
Mari menyerahkan hidup sepenuhnya pada rencana Tuhan karena hal itu yang terbaik.
Editor: RD Steven Lalu
Baca Juga: Komsos KWI dan Signis Indonesia Gelar 6 Hari Pelatihan Film Pendek di Manado
Staf Komisi Komunikasi Sosial, Konferensi Waligereja Indonesia, sejak Januari 2019-…