MIRIFICA.NET, Bandung –
Sama seperti hari pertama dan kedua, sidang hari ketiga diawali dengan mendoakan bersama doa Offisi/ibadat harian Laudes (Ibadah Pagi) dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi bersama. Misa pagi ini dipimpin Mgr. Siprianus Hormat (Uskup Ruteng), didampingi Mgr. Inno Seno Ngutra (Uskup Amboina).
Dalam Kotbahnya, Mgr. Sipri yang ditahbiskan uskup, 19 Maret 2020 ini, menyatakan bahwa Gereja harus mampu memahami “tanda-tanda jaman” teristimewa yang terjadi di tengah-tengah bangsa Indonesia dan membangun tekad untuk semakin mencintai tanah air serta dalam persekutuan, Partisipasi dan misinya dipanggil untuk menghasilkan buah-buah injili.
Mgr. Sipri yang sebelum dipilih bapa suci menjadi uskup berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif KWI ini, berharap supaya perjumpaan dalam hari-hari sidang ini nanti akan berbuah dalam pelayanan di keuskupan masing-masing dan para uskup mengajak seluruh umat agar “menghasilkan mina-mina inijili dalam kehidupan setiap hari sehingga kepada kitapun Tuhan Yesus akan berkata: baik sekali perbuatanmu hamba yang baik” dan juga kepada Tuhan dan kepada bangsa dan tanah air, “kita persembahkan ini satu mina, tetapi saya sudah menggandakannya menjadi lima mina, sepuluh mina”.
Menutup kotbahnya, Mgr. Siprianus mengajak para peserta sidang: “Marilah pada hari ketiga perjalanan sidang, kita menyadari tanda-tanda jaman dalam perjalanan hidup dan menyadari pula kita harus berpartisipasi dengan mempersembahkan yang terbaik dari kehidupan kita untuk bangsa dan tanah air”.
Sidang pagi ini diawali dengan doa dan highlight sidang hari sebelumnya. Sesudah itu Bapak Kardinal menyalami dua uskup yang baru bergabung, Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak dan Mgr. Sudarso, SCJ Uskup Emeritus Keuskupan Agung Palembang.
Sesi pertama diisi dengan Laporan dan evaluasi Rumpun Pembinaan yaitu Komisi Pendidikan, Komisi Seminari, Komisi Kepemudaan, Komisi Teologi dan Komisi Keluarga KWI kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan dan mencermati laporan dari Karina (Karitas Indonesia, Obor dan Dana Pensiun serta diskusi dari hati ke hati para uskup.
Sekretaris Komisi Pendidikan KWI, RP. Thomas Becket Gandhi Hartono, SJ menyampaikan gerak program – Kegiatan tahun 2019-2022 dimana program yang teraksana dalam kurun waktu 3 tahun ini disusun dan diadaptasi sebelum dan sesudah masa pandemi sementara Sekretaris Komisi Seminari, Rm Josep Kristanto menyampaikan beberapa poin Fokus Program Kerja bagi Tenaga Formator; Kurikulum dan Mitra Komisi Seminari KWI. Rm. Frans Kristi Adi Prasetya memaparkan dalam empat tahun ini, Komisi Kepemudaan KWI memprioritaskan untuk mengelola pastoral pendampingan OMK dalam 5 fokus: pertama, peningkatan kapasitas pendamping, kedua, rengkuh orang muda dalam pengajaran iman dan penemanan dalam pergulatan hidupnya, ketiga, tumbuhkan orang muda untuk memantapkan pilihan panggilan dan passion mereka, keempat, pengembangan kelembagaan, dan terakhir kelima, membangun jejaring. Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI ini pun juga menyampaikan mengenai gambaran besar rencana kegiatan IYD (Indonesian Youth Day) yang akan digelar tahun depan di Keuskupan Agung Palembang.
Program Kerja dan Kegiatan Komisi Keluarga KWI periode 2019-2022 disampaikan oleh Rm. Yohanes Aristanto Heri Setiawan, MSF selaku Sekretaris. Rm Aris akrab disapa memaparkan berbagai Fokus Pastoral diwujudkan diantaranya dalam bentuk pelatihan, memfasilitasi Pertemuan, membuka Kursus online Pastoral Keluarga serta pendampingan keluarga berjenjang. Komisi Teologi diwakili oleh Ibu Yap Fu Lan menyampaikan kegiatan-kegiatan yang dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu: penerbitan, pertemuan/rapat, dan diskusi & webinar selama periode waktu 3 tahun ini.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.