MIRIFICA.NET – “Dengan penuh syukur kepada Tuhan dan dalam kebersamaan para uskup, para pastor, para suster, saudara-saudari di Konferensi Waligereja Indonesia. Saya membuka Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia 2023”. Demikian Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Ketua KWI membuka sidang sambil mengetuk Palu tiga kali. Selanjutnya Mgr. Anton menyampaikan kata sambutan dengan sebuah ungkapan Syukur karena sidang boleh digelar di Gedung KWI yang baru meski belum selesai dibangun: “Kita bersyukur kepada Allah atas anugerahNya yang besar hingga kita diperkenankan melakukan sidang KWI di aula Kantor Konferensi Waligereja Indonesia yang masih dalam proses penyelesaian. Semoga nanti kita dapat memberkati kantor ini tepat pada 100 tahun sejak pertama kali para Uskup berkumpul, 15 Mei 1924.”
Menurut Uskup Bandung ini, sidang KWI yang dihadiri 70 orang: terdiri dari 34 uskup, 2 administrator diosesan, 1 vikjen, 5 uskup emeritus, 2 dari Koptari, 2 dari Unio, 24 Sekretaris, pengamat sidang dan pengamat hari studi, berlangsung dalam Konteks 3 peristiwa besar di tahun 2024, yaitu Pemilihan Presiden dan wakilnya 14 Februari 2024, 100 tahun KWI, 15 Mei 2024 dan Penutupan Sidang biasa ke XVI Sinode para uskup di Roma Oktober 2024. Di tengah-tengah tiga konteks ini Sidang KWI berlangsung dengan tema berjalan bersama menuju Indonesia Damai.
Upacara Pembukaan sidang dihadiri juga oleh Plt. Dirjen Bimas Katolik AM. Adiyarto Sumardjono, mewakili Menteri Agama, Nuncio Apostolik, Uskup Agung Mgr. Piero Pioppo dan Ketua Umum PGI, Pdt.Gomar Gultom, MTh.
Dalam sambutannya, PLT. Dirjen Bimas Katolik, menyampaikan bahwa tema berjalan bersama menuju Indonesia damai sangat aktual dan menjadi tanggung jawab bersama. Selanjutnya, Sumardjono berharap semoga pembahasan dalam sidang KWI mewujud menjadi pemikiran dan sikap tentang tata dunia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis yang ditegakkan atas dasar penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat antara sesama menuju cita-cita damai.
Sementara itu Ketua PGI. Pendeta Goemar Gultom memberi penghargaan atas kesempatan yang diberikan atas nama PGI menyapa para uskup, mengucapkan selamat bersidang dan mengapresiasi atas penggunaan Gedung baru yang dalam tahap penyelesaian. Berbicara tentang relasi PGI-KWI, Pdt. Gultom menyampaikan, “Kerja-kerja bersama PGI-KWI dari tahun ke tahun makin mempererat insan kristiani di bumi Indonesia dalam merefleksikan peran sosialnya di tengah-tengah Masyarakat dan bangsa”. Lebih lanjut Pendeta Gultom berharap kiranya Persidangan yang terjadi di tengah-tengah pergumulan kongrit bangsa dan Masyarakat Indonesia teristimewa di ambang Pemilihan Umum, dapat memberi inspirasi baru dalam merumuskan panggilan dan sikap teologis di tengah pergumulan Kongrit Masyarakat Indonesia saat ini. Pendeta Gultom mengajak KWI bersama PGI mengawal Penyelenggaraan Pemilu 2024 supaya sungguh berkualitas dan dapat terjadi dengan mendedepankan nilai-nilai demokrasi yaitu Kemanusiaan, kesetaraan dan keadilan.
Mengakhiri sambutannya, Pendeta Gultom berharap “Semoga persidangan kali ini semakin Menyadarkan kita akan peran gereja dalam menanamkan nilai-nilai etis, moral dan spiritual kita dalam berbangsa”.
Menjadi pemberi kata sambutan terakhir dalam Upacara Pembukaan Sidang KWI, Uskup Agung Piero Pioppo, Nunsio Apostolik, Duta Besar Tahta Suci Vatikan untuk Indonesia, mengawali sambutannya dengan mengutip Kitab Mazmur seratus tiga puluh tiga: “Alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun”!
“Hari ini, di hadapan Tuhan dan kita semua, kata-kata ini sungguh benar! Dan ini terutama karena, dalam Sidang kita ini, yang memperingati seratus tahun berdirinya Konferensi Waligereja kita, dan terlebih, kita berkumpul di dalam gedung KWI yang baru dan indah, yang hampir selesai.”
Selanjutnya Nunsius Apostolik menyatakan bahwa kata-kata Raja Daud di atas adalah sebuah Pengamatan, Keinginan dan Komitmen.
Sebuah pengamatan. “Kita semua berkumpul di sini, dalam kehadiran Kristus Sang Gembala Baik, yang meneguhkan kita, membuat kita menjadi satu dengannya, dan menyemangati kita. Tidak ada di antara kita, yang dikecualikan dari kasih-Nya! Kita semua hadir di hadapan Tuhan! Tanpa perbedaan apapun: Uskup-uskup yang mengemban pelayanan episkopal, dan Uskup-uskup emeritus, uskup-uskup yang sehat dan yang sedang menderita, uskup-uskup muda dan mereka yang sudah lanjut usia, serta berpengalaman dalam memimpin. Kita semua bersatu! Oleh karena itu, kita harus penuh sukacita dan kepercayaan dalam Tuhan, satu-satunya alasan hidup kita, dan pelayanan kita, bagi Gereja Universal dan Gereja-Gereja lokal kita.”
Sebuah keinginan. “Bagi kita semua, seratus tahun berdirinya KWI, tidak hanya mewakili sebuah peringatan, tapi terutama adalah keinginan yang amat luhur, yang ditujukan Tuhan bagi Gereja-Nya di Indonesia. Dan keinginan tersebut adalah ini: “Syukur atas perkembangan besar, yang telah dibuat Gereja Katolik di sini, semoga Tuhan memberikan kita, keberanian baru untuk mengobarkan kembali api misi, untuk mewartakan Yesus Kristus, mengobarkan sukacita, meningkatkan dialog, menemani dan melayani bangsa terkasih kita.” Secara khusus, dalam masa pemilu ini, berkumpulnya kita dalam hari-hari ini, di dalam Gereja dan Indonesia, juga berarti bahwa, persatuan fraternal kita adalah berkat dari Allah!”
Sebuah komitmen. Gedung KWI yang baru, indah, dan hampir selesai, pantas mendapatkan penghargaan besar dan rasa syukur dari Anda semua, para saudara Uskup terkasih, dari para rekan kerja Anda, para donatur, umat beriman, arsitek dan para pekerja yang membangunnya. Gedung ini haruslah mengingatkan kita semua, bahwa Gereja di Indonesia, harus selalu dibangun dengan baik, khususnya dengan komitmen kita untuk mencintainya, melayaninya, dan semakin memperbaikinya.
“Untuk alasan inilah, saya berterima kasih, atas kerja sama fraternal Anda kepada saya dan Nunsiatura Apostolik, yang senantiasa murah hati dan penuh sukacita, saya hendak mendorong Anda semua, untuk selalu melayani umat beriman anda, dengan perhatian seorang bapa, untuk mengikuti dan memberikan perhatian khusus, kepada pelatihan dan perilaku baik para imam Anda. Sesungguhnya, para imam haruslah memancarkan kekudusan hidup, integritas moral, dan pelayanan yang bebas dari kepentingan, untuk komunitas-komunitas paroki dan formasi, lembaga amal-sosial dan pendidikan. Hanya dalam cara ini, seperti yang diingatkan, ayat terakhir dari Mazmur 133 (seratus tiga puluh tiga): “Tuhan akan memberikan kita berkat dan kehidupan untuk selama-lamanya!”
Mengakhiri sambutannya Mgr. Pioppo menyampaikan salam dari Bapa suci Paus Fransiskus: “Para saudara Uskup terkasih, saya menjamin bahwa Bapa Suci menyemangati Anda, dia bergembira bersama Anda, dan saya berterima kasih atas perhatian Anda yang selalu ramah”.
Sidang tahunan KWI 2023 berlangsung dari tanggal 7-14 November, diawali dengan dua hari studi yang membahas tentang Gambaran Pemilu 2024, Pemilu 2024 dalam Analisa Sosial-Politik, dan Keterlibatan Gereja Katolik dalam Pemilu 2024, selanjutnya diskusi para Uskup bersama dengan KLSD (Komisi-komisi, Lembaga, Sekretariat dan Departemen KWI).
Sidang KWI akan ditutup dengan Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Jakarta, sekaligus syukuran atas Kepemimpinan Paus Fransiskus ke-10 dan Pembukaan 100 tahun KWI, dipimpin oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.