MIRIFICA.NET – Setiap tahun komunitas worldwide marriage encounter Indonesia mengadakan siding dewan nasional (Denas). Salam siding Denas ini diteruskan (pass-on) materi yang diperoleh saat Asian Conference sebelumnya. Selama dua tahun masa pandemic tidak memungkinkan untuk perjumpaan fisik maka dilaksanakan secara on-line via zoom meeting.
Tahun ini syukur kepada Allah dapat dilaksanakan perjumpaan fisik (on-site). Dan dilaksanakan di Kota Cirebon yang merupakan Distrik ke-13 dari 19 Distrik dan 7 Wilayah komunitas wwme di Indonesia. Sebulan menjelang hari-H ada kekhawatiran mengingat paparan Covid-19 dibeberapa daerah mulai ada tendensi naik. Tapi Kembali dapat bersyukur sekembalinya delegasi yang datang dari seluruh Kota Besar di Indonesia, ternyata hasil swab antigen semua negative atau sehingga sidang Denas 2022 ini sesuai harapan tidak menimbulkan kluster baru. Acara dipersiapkan dengan baik dibawah koordinasi ketua panitia pasutri Hery-Silvy.
Sidang Denas dibuka dengan Misa bersama Bapak Uskup Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC., yang barusan juga terpilih sebagai ketua Presidium KWI periode 2022-2025. Misa dilaksanakan di Gereja Bunda Maria Cirebon yang banyak dikunjungi peserta ziarek karena Taman Doa Regina Rosari yang asri dan rapih. Misa diawali dengan arak-arak ecclecial team (Romo + Pasutri) Koordinator Distrik (Kordis) atau Koordinator Wilayah (Korwil) sebagai perlambang komitmen untuk menyandingkan perjuangan menjalani Sakramen Imamat dan Sakramen Perkawinan. Sesaat sebelum berkat perutusan dilakukan penyalaan lampu Denas sebagai symbol dimulainya rangkaian sidang Denas.
Setelah ramah tamah bersama umat komunitas wwme Cirebon, delegasi kembali ke Hotel untuk memulai acara. Diberikan lembaran “catatan syukur” dengan harapan para delegasi mensyukuri semua yang telah diterima dengan membuat catatan hal-hal yang disyukuri yang merupakan rahmat yang datang melalui perjumpaan selama empat hari sidang ini.
Acara Sidang diseling dengan outing delegasi pada hari kedua dengan acara mengenal kebudayaan setempat. Saat kunjungan ke Trusmi, disuguhkan tari Topeng untuk menyambut para delegasi. Diperkenalkan pula ketrampilan membatik dari para pengrajin yang tekun menyelesaikan seni batik yang merupakan kekayaan budaya Indonesia. Tak lupa disajikan makanan khas Cirebon seperti Tahu Gejrot dan Empal Gentong sebelum para delegasi mengunjungi Toko Batik yang menyajikan beragam corak batik.
Hari kedua sidang diisi dengan Formation-1 “Gajah & Enam Orang Buta” dan Formation-2 “Kepemimpinan Masa Depan”. Dalam formasi pertama delegasi bersama-sama merefleksikan bahwa kadang kita seperti orang buta baik secara individu, sebagai pasangan, sebagai komunitas dan lebih dari itu, sebagai pemimpin. Terkadang kita meraba-raba dalam kegelapan total, tidak tahu dari mana dan bagaimana memulai dan ke mana harus pergi. Pengalaman dan pertemuan pribadi kita membantu kita melihat dan menemukan jalan kita. Meski terkadang, kebutaan kita, membuat kita benar-benar kehilangan arah dan rasa akan tujuan. Dalam beberapa kasus, kita gagal mengenali kebutaan kita sendiri atau lebih buruk lagi, kita sangat bergantung pada pertemuan pribadi kita sendiri sehingga kita gagal mengenali pengalaman dan realisasi orang lain melalui kebutaan mereka sendiri. Ini adalah saat hubungan kita menderita dan terkadang menyebabkan hilangnya persahabatan, kebersamaan, dan komunitas.
Sedangkan dalam formasi kedua delegasi mendalami gaya kepemimpinan masing-masing, sekilas tentang bagaimana dunia dan WWME Indonesia akan terlihat 10 tahun dari sekarang. Setelah mendialogkan secara eccelcial. Hasil dialog delegasi dirangkum dan Gaya Kepempinan yang muncul dijadikan deklarasi Sidang Denas ke-49 Cirebon. Diharapkan dengan gaya kepemimpinan yang Adaptive – Transformatif – Evolutif – Learning mindset akan siap untuk menyongsong perkembangan 10 tahun mendatang.
Dalam sidang juga dibahas mengenai empat pilar Gerakan yang merupakan implementasi Visi dan Misi Gerakan. Keempat pilar tersebut adalah Pilar WeekEnd, Pilar Komunitas, Pilar Team dan Pilar Struktur. Keragaman dan ciri khas setiap daerah nampak dalam menjalankan empat pilar ini namun semuanya disatukan dalam satu arah gerak selaras. Dengan pembahasan empat pilar ini menyelesaikan agenda untuk para delegasi. Lalu setelah beristirahat sejenak dilanjutkan dengan makan malam dan malam gembira bersama komunitas penggembira dari distrik dan wilayah, para delegasi menampilkan persembahan kasih performance sebagai ungkapan rasa syukur untuk kesempatan.
Rangkaian sidang Denas ditutup dengan Renewal Akbar dengan judul “Pelukan Hangat dan Hati Penuh Syukur”. Kita semua memang patut bersyukur atas apa yang telah kita terima sampai saat ini, termasuk perjumpaan dalam renewal akbar ini. Renewal ini didasarkan pada materi yang dibuat oleh DAVID STEINDL RAST, “ANATOMY OF GRATITUDE ON BEING WITH KRISTA TIPPET” (https://onbeing.org/programs/david-steindl-rast-anatomy-of-gratitude-dec2017/) David Steindl Rast adalah seorang biarawan Benediktin dan seorang guru dan penulis tentang masalah rasa syukur. Dia adalah pendiri dan penasihat senior untuk Jaringan Grateful Living. Buku-bukunya termasuk Gratefulness, The Heart of Prayer: An Approach to Life in Fullness, A Listening Heart, dan autobiography, I am through you so I. Dalam Renewal Akbar ini peserta diajak untuk sejenak Berhenti, Melihat, dan Bergerak (Stop, look and go) ini adalah benih yang dapat merevolusi dunia. Merupakan ajakan untuk meraih mimpi mewujudkan visi misi Gerakan mengubah dunia lebih baik.
Setelah acara Renewal Akbar, seluruh dinamika sidang denas, niat dan rencana yang muncul dibawakan dalam Misa Penutup dengan Selebran Romo Yohanes A. Cruce Kristiono Hartanto, Romo Kordis Cirebon bersama-sama pasutri Sinhok-Ayu. Dalam Misa juga dilakukan pemadaman lampu sidang dan penyerahkan kepada rekan-rekan panitia dari Joglolang (Jogja – Solo – Magelang) sebagai tuan rumah penyelenggara Sidang Denas ke-50 tahun 2023. Lampu denas telah dipadamkan dan cahayanya telah berpindah dalam mercusuar kecil yang dibawa pulang setiap delegasi cahayanya cukup untuk menerangi dan memberi semangat ketika api pelayanan mulai meredup terterpa tantangan yang dihadapi. Kami mencintai Anda, Kami membutuhkan Anda.
Pasutri Chris-Lely & Rm.A.Andy Gunardi
Ecclecial Koordinator Nasional ME Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.