“Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.” (Luk 17, 2)
ADA orang yang pernah mengatakan bahwa banyak lagu anak-anak, ternyata, isinya tidak ‘sesuai’ dengan kenyataannya. Misalnya, “Di pucuk pohon cempaka. burung kutilang berbunyi.. bersiul-siul sepanjang hari dengan tak jemu-jemu.. mengangguk-angguk sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..”
Teks lagu ini dianggap tidak sesuai dengan kenyataan riil, karena tidak mengajarkan kenyataan sebenarnya. Burung kutilang itu kalau nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! dan bukan tri li li li li.
Menyesatkan artinya membuat seseorang salah dalam memahami, salah dalam bersikap, salah dalam bersikap dan salah dalam berperilaku. Menyesatkan merupakan tindakan yang dilakukan dengan sadar dan bebas serta dengan tujuan yang tidak baik atau jahat, sehingga seseorang tersesat.
Orang dikatakan tersesat, saat dirinya lewat jalan yang salah, mengambil arah yang keliru, tidak sampai pada tujuan yang sesungguhnya, berada dalam kebingungan, masuk dalam belantara, tidak mampu menemukan jalan keluar.
Menyesatkan orang lain tidak hanya dengan nyanyian, tetapi juga dengan ajaran, informasi atau petunjuk tertentu yang bertentangan dengan ajaran yang resmi dan benar. Dalam kehidupan beragama, ajaran atau aliran sesat selalu muncul. Istilah heresy atau bidaah sudah dikenal cukup lama dan berkaitan dengan aliran atau ajaran yang sesat.
Ada saja pribadi-pribadi yang merasa mendapatkan ‘wahyu, wisik’ dari ‘atas’ dan merasa diutus untuk mewartakan ajaran tertentu, yang sering berbeda dengan ajaran resmi. Ternyata banyak juga orang yang mendengarkan dan percaya dengan pribadi-pribadi tersebut dan menjadi pengikutnya. Kenyataan memang menunjukkan bahwa aliran atau ajaran sesat banyak yang tidak bertahan lama. Suatu saat kelompok tersebut bubar dan pengikutnya kembali ke jalan yang benar.
Bagaimana pun juga, menyesatkan orang lain merupakan tindakan yang jahat, terlebih kalau yang tersesat itu orang yang lemah.
Teman-teman selamat petang dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.