Jayapura – Komunitas Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru” kali ini mendapatkan kunjungan berahmat. Kunjungan ini diprakarsai oleh Komisi Komunikasi Sosial- Konferensi Waligereja Indonesia (KOMSOS KWI). Tidak tanggung-tanggung dalam kunjungan ini KOMSOS KWI melalui RD Camelus Pantus, selaku Sekretaris Eksekutif KOMSOS KWI, menggandeng Errol Jonathans sebagai pemateri tunggal dalam “Pelatihan Publick Speaking” kepada para frater Seminari Tinggi “Yerusalem Baru”. Pelatihan “Publick Speaking” ini diselenggarakan di Aula St. Yoseph – Seminari Tinggi “Yerusalem Baru” mulai dari hari Jum’at 15/8 sampai hari Minggu 17/8. Pelatihan ini diikuti oleh 46 orang frater dari lima Keuskupan regio Papua yang bernaung dibawah payung Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru”.
Materi-materi yang diberikan kepada para frater kali ini lebih bervariasi. Diantaranya : Mengenai apa itu ilmu Komunikasi ? Bagaimana gaya Komunikasi dan Presentasi yang baik dan benar ? suplemen materi ini ditambah lagi dengan metode bagaimana melakukan Senam Vokal sehingga mampu menghasilkan suara diafragma yang baik. Serta yang tidak ketinggalan ialah, materi tentang bagaimana menjadi Presenter yang baik dalam vokal maupun body language yang sesuai dengan countain yang ingin disampaikan. Walaupun jalannya jadwal yang dipadatkan para frater tetap terlihat bersemangat. Hal ini nampak dari keaktifan mereka mengajukan banyak pertanyaan dan informasi yang ingin mereka ketahui tentang “Publick Speaking”.
Sementara itu, beberapa frater sempat mengungkapkan kesannya dalam mengikuti kegiatan ini. Salah satunya, Fr. Daniel Wejasokani Gobai (24), yang merasakan betapa pentingnya kegiatan ini dibuat. “Secara pribadi saya sangat bangga mengikuti pelatihan ini. Setidaknya saya sadar bahwa panggilan menjadi Imam adalah salah satu pelayanan publik. Sehingga dari situ ilmu komunikasi ini menjadi begitu penting karena dapat menunjang kapasitas saya sebagai salah satu pelayan publik,” ungkap frater kelahiran Timida, Paniai Timur, 16 Agustus 1990 ini dengan penuh semangat. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Fr. Abel Yohanes Romrome (22), mahasiswa tingkat III ini. Menurutnya kesan awal tidak menarik namun setelah mengikuti sesi selanjutnya malah ketagihan dan penasaran. “Awalnya saya tidak terkesan dengan pematerinya. Menurut saya tidak menarik. Namun, setelah mengikuti sesi hari pertama saya baru sadar dan tahu ternyata bapak Errol Jonathans adalah pemateri yang hebat dan handal. Hal itu bisa saya lihat dari materi yang dibawakan, uraian yang jelas dan konkret dari apa yang kami tanyakan hingga hal-hal teknis yang tidak saya pikirkan sebelumnya. Semua kesan ini membuat saya akhirnya jatuh cinta dan semakin ingin mengali lebih dalam semua hal tentang Publick Speaking ini,” urai calon Imam Diosesan Keuskupan Timika ini.
Diakhir penutupan kegiatan ini, RD Camelus Pantus, selaku Sekretaris Jendral Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia berharap semoga kegiatan ini bermanfaat. “Saya berharap semoga apa yang diberikan ini tidak hanya sebagai ilmu namun dapat dipraktekkan dalam pewartaan kalian. Sehingga kalian tidak hanya menjadi seorang orator atau pembicara ulung namun isi pewartaan yang kalian sampaikan kosong. Karena itu pelatihan ini diharapkan akan membantu meningkatkan ketrampilan sebagai pewarta sabda Tuhan itu dengan baik serta isi yang baik pula bagi umat Allah,” harap Imam yang sejak 2009 sampai 2012 ini menyelesaikan studi Misiologi di Roma .
YOHANIS AJOI
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI “FAJAR TIMUR”
Keterangan Foto: Peserta Pelatihan Public speaking Seminari Interdiosesan Yerusalem Baru Abepura
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019