Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda mengalami kegalauan dalam hidup Anda? Anda terpuruk dalam ketidakberdayaan? Atau Anda berusaha untuk menangkap kehendak Tuhan bagi hidup Anda?
Suatu hari seorang wanita berjalan melewati padang rumput. Pada saat dia berjalan sambil menikmati keadaan alam sekitarnya, dia tiba pada sebuah ladang labu emas. Di ujung ladang tersebut berdiri sebatang pohon ek yang besar.
Wanita itu duduk di bawah pohon ek tadi. Ia mulai merenungkan keanehan-keanehan yang ada di alam. Mengapa biji ek yang kecil berada pada dahan yang besar dan labu raksasa pada ranting kecil. Dia berpikir, Tuhan telah melakukan kesalahan dalam penciptaan! Seharusnya Dia meletakkan biji kecil pada ranting yang kecil, sedangkan labu besar pada dahan yang besar.
Tak lama kemudian, wanita itu tertidur di bawah hangatnya sinar matahari musim gugur. Dia terbangun saat sebuah biji kecil jatuh menimpa hidungnya. Dengan tertawa geli, dia mengubah pola pemikiran sebelumnya. Tuhan benar juga!
Bagaimana kalau tadi biji atau buah sebesar labu emas jatuh menimpa dirinya? Apa yang akan terjadi? Mungkin dia akan kembali ‘tertidur’ buat kedua kalinya. Itulah pemikiran Tuhan yang jauh melebihi pemikiran manusia. Sering kita tidak dapat menyelami pikiran Tuhan.Namun kita hanya perlu percaya semua rancangan-Nya sempurna buat kita.
Sering manusia menyalahkan Tuhan saat mereka mengalami kegagalan dalam hidup. Mereka bertanya, kenapa Tuhan tidak membantu kami? Mengapa Tuhan membiarkan kami gagal dalam hidup? Mengapa Tuhan tidak memberikan pertolongan di saat kami mengalami kesulitan dan derita?
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan senantiasa peduli terhadap hidup manusia. Meski manusia tidak mengerti kebaikan Tuhan atas dirinya, Tuhan tetap memberikan yang terbaik. Yang dikehendaki Tuhan bagi manusia adalah damai dan kesejahteraan. Dambaan Tuhan terbesar bagi hidup manusia adalah keselamatan bagi ciptaan-Nya itu.
Karena itu, sejak awal kehidupan manusia Tuhan telah merancangkan hal-hal yang baik dan benar. Tuhan telah mengatur segala sesuatu bagi keselamatan umat manusia. Ketika terjadi kegagalan dalam hidup manusia, itu sebenarnya bukan kegagalan dari Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan telah memberi kebebasan kepada manusia untuk melakukan hal-hal yang baik. Manusia mesti mengikuti kehendak Tuhan bagi dirinya. Mengapa? Karena keselamatan menjadi opsi Tuhan yang utama bagi kelangsungan hidup manusia.
Untuk itu, orang beriman mesti berani menukik ke dalam dirinya untuk menemukan kehendak Tuhan itu. Orang mesti masuk dalam permenungan yang mendalam untuk menangkap kehendak Tuhan bagi dirinya. Kalau ini yang dilakukan, manusia akan menemukan kehendak Tuhan yang sejati yang ingin memberikan sukacita dan damai dalam hidup ini.
Mari kita berusaha untuk mengerti kehendak Tuhan bagi hidup kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
Tuhan memberkati.
Keterangan foto: Liturgi Eukarista, ilustrasi dari www.hidupkatolik.com
Imam religius anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ); sekarang Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Palembang dan Ketua Signis Indonesia; pengelola majalah “Fiat” dan “Komunio” Keuskupan Agung Palembang.