MIRIFICA.NEWS, PURWOKERTO – Pemandangan unik terjadi di hari kedua Pekan Komunikasi Sosial Nasional KWI, Rabu (23/5/2017). Pada workshop audiovisual, peserta tidak hanya dari siswa-siswi Katolik saja. Hadir juga peserta muslim, dari sekolah negeri dan pesantren.
Ketua Panitia Lokal PKSN KWI 2017, Robertus Sutriyono mengatakan kehadiran peserta/teman-teman muslim sepenuhnya karena mereka diundang. Banyak dari mereka sekolahnya di sekolah Katolik. Tapi kami juga coba masuk ke beberapa pesantren di Purwokerto.
“Kami ajak mereka, rangkul mereka untuk bersama-sama membangun komunitas dunia maya yang disebut ‘Hoax Buster,” katanya.
Sebelumnya, di sambutan pembuka workshop Uskup Hilarion Datus Lega mengatakan orang-orang muda peserta workshop itu merupakan tonggak bagi generasi baru untuk media komunikasi sosial.
Uskup Manokwari-Sorong itu berharap materi workshop dapat bermanfaat bagi orang-orang, utamanya mereka dapat mengendalikan media komunikasi.
“Orang muda harus bisa kendalikan media sosial, bukan jadi hamba atau budak media sosial,” ujar Uskup Hilarion.
Hadir sebagai pembicara workshop audiovisual di ruang rapat keuskupan Purwokerto adalah Tri Mulyono dari Studio Audiovisual Pusat Pendidikan dan Pelatihan (SAV PUSKAT) Yogyakarta.
Meski workshop ini diberikan kepada orang-orang muda, hadir pula uskup emeritus Keuskupan Purwokerto, Mgr. Sunarka SJ, yang setia mendengar materi dari narasumber Mulyono.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.