MIRIFICA.NET – Komisi Pendidikan Konferensi Waligereja Indonesia (Komdik KWI) mengadakan perjumpaan Kader Pendidik Sekolah Unggul Kebangsaan (SUK) pada 23-29 Oktober 2023 di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (PPSM), Jawa Tengah dan dilanjutkan di Omah Petruk, Yogyakarta. Peserta SUK berjumlah 47 (guru dan kepala sekolah) jenjang SMP,SMA dan SMK yang mewakili dari 21 keuskupan di Indonesia.
Kader Pendidik Sekolah Unggul Kebangsaan dibuka (23 Oktober 23) dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko (Uskup Agung Semarang) didampingi Mgr. Edwaldus Martinus Sedu (Uskup Maumere/Ketua Komdik KWI), RP.TB.Gandhi Hartono, SJ (Sekretaris Eksekutif Komdik KWI), RD. Aloysius Angus (Pengurus Komdik KWI / Koordinator Komdik Regio Sumatera), RP. Amandus Ambot, OFMCap (Pengurus Komdik KWI / Koordinator Komdik Regio Kalimantan), RD. Benediktus Rahawarin (Pengurus Komdik KWI / Koordinator Komdik Regio Papua), RP. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ (Pengurus Komdik KWI / Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik), RD. Carol Patampang (Ketua Komdik/MPK Keuskupan Agung Makassar), RD. Aloy Kelbulan (Ketua Komdik Keuskupan Agung Merauke), RD.Yoseph Nugroho Tri Sumartono (Ketua Komdik Keuskupan Agung Semarang), RD. Maternus Minarta (Ketua Komdik Kevikepan Surakarta), RD. Yohanes Sigit Haryanto (Ketua Komdik Kevikepan Yogyakarta Timur), RD. Aleksius Luna (Kepala SMA Katolik John Paul II Maumere), dan RD. Heribertus Budi Purwantoro (Kepala UPP Komunikasi Keuskupan Agung Semarang). Misa pembukaan ini dimeriahkan oleh paduan suara SMA Van Lith. Sebelum pertemuan SUK, para pengurus Komdik KWI bertemu untuk rapat pengurus Komdik sekaligus mendalami tentang arah gerak perutusan dan langkah-langkah yang dilakukan agar kehadiran Komdik semakin menjawab konteks kebutuhan Pendidikan Katolik kini dan kedepan.
Setelah misa, peserta SUK dijamu tarian khas Muntilan yang mengangkat kearifan lokal dari siswa-siswi SMP Kanisus Muntilan dan SMA Van Lith. Salah satu hal menarik dalam pembukaan acara SUK ini adalah acara sosialitas SUK dimana peserta diajak mengenalkan makanan khas dari daerah masing-masing. Mereka diajak untuk berbagi sekaligus mengenalkan diri sambil membangun keakraban. Dalam acara ini peserta terlihat sangat antusias karena berjumpa dalam balutan acara ringan namun tetap mendalam.
Sekretaris Komdik KWI, menjelaskan bahwa Sekolah Unggul Kebangsaan ini lahir atas tanggapan ajakan Bapa Suci Paus Fransiskus kepada para pelaku Pendidikan Katolik. “Anda adalah pelaku pembawa kabar kebaikan dan kebenaran. Anda adalah bagian dari ciptaan yang tumbuh untuk terus berdialog dan discermen atas tanda-tanda perubahan zaman” (Veritatis Gaudium lih. Proemio 1). Atas dasar inilah, Komdik KWI merintis terbentuknya Sekolah Unggul Kebangsaan yang dimulai sejak awal tahun 2021. Menurut Rm.Gandhi, SJ peserta Sekolah Unggul Kebangsaan sudah berproses dalam pertemuan-pertemuan virtualzoom secara periodik. Para peserta sudah diajak terlibat dalam pendampingan kepada siswanya dalam pembinaan kader siswa secara itensif. Dari proses yang cukup panjang mereka telah membuktikan pembentukan kader SIAPP (Siswa Inspiratif Anak Pembaharu Pancasila). Kader SIAPP ini menggerakkan siswa untuk melakukan kegiatan yang menjawab isu-isu keprihatinan di sekolahnya. Dari proses inilah maka para guru dan kepala sekolah berkomitmen bertemu untuk menjadi kader SUK Komdik KWI 2023.
Selama 7 hari ini, para peserta berdinamika bersama, berlatih mengolah diri dan bertukar pikiran dan pengalaman baiknya (best practices) untuk menjawab tantangan pendidikan masa kini kedepan. Para peserta mengolah pilar-pilar sesuai Identitas Pendidikan Katolik. Nilai-nilai Kompetensi Diri, Spiritualitas, Pedagogi menjadi fokus pendalaman, pengolahan dan pelatihan. Diharapkan dengan keunggulan dasar 3 kompetensi inilah mereka melakukan perubahan diri untuk menjadi pendidik yang punya kedalaman hati, ketajaman nalar dan keterampilan bertindak menjawab tuntutan Pendidikan kini kedepan. Dengan spirit Bergerak, Berbenah, dan Berbuah mereka disatukan dalam visi Pendidikan Unggul Katolik untuk Bangsa dan Gereja. Dalam rangkaian acara mereka didampingi oleh para guru, dosen yang sudah terbukti menjadi guru dan dosen yang terampil melakukan perubahan di sekolah, daerah maupun di tingkat nasional. Mereka juga membangun jejaring dengan sekolah-sekolah di Jawa Tengah (SMA Van Lith, Sekolah Kanisius) dan di Yogyakarta (Sekolah Mangunan, SMA De Brito).
Selain itu, peserta juga diajak untuk napak tilas karya misi Pendidikan Rm. Van Lith, SJ yang dimulai di Sendangsono. Acara ditutup di Omah Petruk (Yogyakarta) dengan gerak membangun jejaring dalam keunggulan ; Tatakelola, Karakter SDM, Design Kurikulum kearifan lokal yang didampingi oleh Komdik bersama para mitranya (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Atmajaya Jakarta dan Unika Soegijapranoto Semarang.
SUK menjadi salah satu program unggulan Komdik KWI yang berkomitmen untuk terus bergerak secara berkelanjutan. Diharapkan setelah rangkaian acara ini para peserta kembali ke sekolah dan keuskupan masing-masing menjadi kader perubahan yang baik, benar dan menjawab kebutuhan pendidikan di daerahnya. Mereka menjadi Kader SUK Angkatan I yang diutus untuk melakukan pengimbasan perubahan keunggulan sekolah dan wilayah keuskupannya. Menjadi pribadi pendidik dan sahabat anak adalah kerinduan kader SUK. Mampu menghadirkan wajah Gereja yang mencinta, peduli dan pembawa kabar sukacita adalah cita-cita perjuangannya. Siap berjalan dan bergerak sebagai sahabat Sang Guru (Yesus) yang selalu menyapa secara kreatif dan inspiratif adalah wujud cara bertindaknya. Itulah panggilan dan perutusan para kader SUK Angkatan I.
Keberhasilan acara ini berkat dukungan banyak pemerhati Pendidikan Katolik. Mereka adalah : Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI), Caritas Indonesia, Komisi PSE KWI, Periplus Education, Ashoka Indonesia para donatur dan Yayasan sekolah Katolik yang mengutus para guru terbaiknya untuk berproses. Selamat para Sahabat Sang Guru untuk perubahan Pendidikan Katolik di Indonesia. (UPP-KAS – Komsos KWI)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.