SECARA simbolis, pembukaan PKSN ke-6 ditandai dengan pemukulan genderang oleh Sekjen KWI, Mgr. Anton Subianto Bunjamin, OSC di Gereja Katedral Keuskupan Agung Makassar. Pemukulan genderang ini dilakukan usai doa penutup dalam Misa Pembukaan, Minggu sore, 26/5. Tepuk tangan umat bergemuruh menyambut bunyi genderang yang bersahutan.
Ekaristi pembukaan dirayakan secara konselebrasi dengan selebran utama Mgr. Anton, bersama para imam yang hadir dari 23 keuskupan di Indonesia. Misa tersebut juga diwarnai dengan tari-tarian adat Makassar sejak awal perarakan, pada saat persembahan, dan perarakan di bagian akhir.
Dalam kata pengantar Misa, Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI Romo Kamilus Pantus mengisahkan bahwa peran media sosial adalah sarana untuk mewartakan kabar gembira, bukan berita bohong (hoaks) atau berita palsu (fake news). Romo Kamilus mengutip pesan Paus Fransiskus pada peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-53, “Kita Adalah Sesama Anggota” (Efesus 4:25). Imam Diosesan Weetebula itu melihat situasi akhir-akhir ini yang semakin parah karena banyak orang salah menggunakan media sosial.
Menghadapi kegentingan badai informasi tersebut, inilah saat di mana Gereja mengambil bagian dan aktif terlibat mengantisipasinya. Umat kristiani diundang untuk menanamkan nilai-nilai kristiani yang benar kepada orang muda dan anak-anak agar mampu menggunakan media sosial secara benar. “Media sosial sebagai alat untuk mewartakan berita gembira, bukan menebar berita bohong dan palsu. Kita wariskan nilai kristiani kepada anak-anak kita agar mereka mampu hidup baik dan menggunakan media sosial secara bertanggung jawab,” tegas Romo Kamilus.
Sementara itu, Mgr. Anton secara khusus dalam khotbahnya menegaskan kepada umat agar hoaks jangan sampai menguasai umat beriman karena kesalahan menggunakan media komunikasi. Uskup Bandung ini mengilustrasikan berita hoaks yang juga telah dikisahkan dalam Kitab Suci. Hawa yang ditipu oleh setan dalam rupa ular berhasil dibujuk untuk memakan buah pohon kehidupan. Tipuan ular sama dengan tipuan iblis. “Setiap orang yang melakukan hoaks atau berita bohong tergolong sebagai orang yang melakukan tipuan setan atau iblis. Dalam dunia Perjanjian Lama, khusus dalam Kitab Kejadian, Hawa ditipu oleh ular. Mari kita melihat peran media untuk menjalin relasi yang baik dengan sesama,” tandasnya.
Mgr Anton melanjutkan, dengan memasuki PKSN, orang diharapkan menjadi tanda kerahiman Allah. Membangun solidaritas antarpribadi dapat dilakukan dengan mengikuti pesan Sri Paus pada peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-53. “Mari kita saling membangun kasih di atas segalanya; membangun komunikasi dalam nilai-nilai kristiani; mewartakan apa yang benar dan santun bagi sesama; bukan berita bohong,” sentilnya dengan tegas.
Ketua Panitia PKSN Makassar, Romo Samuel Sirampun mengucap syukur dan terima kasih karena perayaan Ekaristi dapat berlangsung dengan baik. Dia sekaligus mengharapkan agar semua kegiatan dalam sepekan ini bisa mendapat dukungan penuh dari umat sehingga mampu memberi dampak yang besar bagi kehidupan umat dalam masyarakat. Sebelum perayaan Ekaristi berakhir, Romo Kamilus memperkenalkan para peserta PKSN ke-6 kepada umat yang hadir. (Romo Ino-Atambua/RBE)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.