Saudara-saudari…
SADARKAH kita bahwa setiap saat Tuhan selalu meyiapkan apa yang kita butuhkan?
Kadang kita mendengar ucapan lepas dari orang yang sudah melakukan pekerjaan untukTuhan seperti: “Tidak apa-apa, nanti sewaktu kita mati Tuhan akan memberi kita hadiah yang sangat indah!”
Dari ucapan lepas ini ada kesan bahwa Tuhan tidak memberi apa-apa kepada orang yang sudah menjalankan tugasNya. Sepertinya Tuhan tidak menepati janjiNya sewaktu Dia berkata: “Setiap pekerja patut mendapat upah. ”Benarkah bahwa Tuhan tidak menyiapkan apa yang kita butuhkan setiap hari? Benarkah bahwaTuhan tidak mengganjari perbuatan kita?
Saudara-saudari….
Tuhan selalu menyiapkan apa yang kita butuhkan setiap hari. Tuhan selalu mengganjari kita dengan segala macam kebaikan. Persoalan sesungguhnya ada pada kita. Kita tidak melihat apa yang Tuhan berikan. Mata hati kita sering tertutup melihat pemberian Tuhan. Mata hati kita ditutup oleh kehendak kita sendiri. Kita hanya berpikir bahwaTuhan harus mengikuti kehendak kita, sementara kehendak Tuhan, yang sesungguhnya Dia tahu lebih baik kebutuhan kita, tidak kita lihat. Di situlah persoalannya.
Saya mengajak kita untuk merenungkan hal-hal sederhana ini: siapa yang menjaga keseimbangan kita di saat kita tidur malam. Mengapa di saat kita tidur di tempat tidur yang kecil kita tidak jatuh padahal kita sering bolak balik di tempat tidur tanpa sadar? Siapa yang membangunkan kita di pagi hari walaupun weker/alarm kita tidak atur? Sadarkah kita bahwa udara segar yang selalu kita hirup setiap detik adalah pemberian Tuhan dan kita menghirupnya tanpa bayar? Pernahkah kita ucapkan terima kasih kepada Tuhan sewaktu kita menyaksikan matahari menyinari bumi setiap hari? Sewaktu kita melihat bulan dan bintang di malam hari, pernahkah kita mengagumi kehebatan Tuhan karena bintang yang begitu banyak tidak bertabrakan? Pernahkah kita berterimakasih kepada Tuhan karena Dia sudah menyiapkan orang di sekitar kita untuk menjadi teman hidup kita?
Saudara-saudari…
Sesungguhnya ucapan syukur kita tidak seberapa dibandingkan dengan kebaikan Tuhan. Tetapi Tuhan tidak menuntut kita untuk membalas semuanya. Yang diharapkan Tuhan dari kita adalah agar kita tetap menjadi hambaNya yang setia.
PernyataanYesus hari ini: “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak brguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Pernyataan Yesus ini bukan bermaksud untuk merendahkan martabat kita sebagai pekerja atau hamba Tuhan, sama sekali tidak.
Yang mau disampaikan Yesus adalah mengingatkan kita supaya selalu setia dan sadar akan tugas dan kewajiban yang kita terima dan kita hidupi.
Kesadaran ini akan membuka semangat kerendahan hati bahwa hidup, karya, dan apa pun yang kita lakukan hendaknya bertumpuh pada iman akan Yesus sendiri. Yesus sendiri sudah memberi contoh yang sangat bagus untuk kita. Ia adalah anak Allah, tetapi Ia diutus kedunia ini untuk menjalankan apa yang ditugaskan kepadaNya oleh BapaNya. Ia seperti seorang hamba yang tidak punya kebebasan dan hak sebagai anak. Ia hanya mengikuti kehendak BapaNya. Dia sepertinya seorang hamba yang tidak berguna. Semuanya ini dijalankan Yesus karena besar cintaNya kepadaBapaNya dan Dia sangat taat kepada BapaNya tanpa syarat. Sifat seperti inilah yang diharapkan Yesus dari kita semua, para hambaNya, yaitu SETIA DAN TAAT kepada kehendak Bapa. Yang pasti bahwa setiap saat Tuhan selalu menyiapkan apa yang kita butuhkan. Tuhan tidak pernah mengabaikan kebutuhan hamba yang mengerjakan pekerjaanNya. Ia selalu menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh hambaNya.
Karena itu, sebagai hamba Tuhan kita harus selalu setia dan sadar akan tugas dan kewajiban kita!
Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kekuatan di waktu kita lemah, keberanian di waktu kita takut, dan kepastian di waktu kita bingung.
Kita meminta Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.