Yogyakarta – Studio Audio Visual (SAV) Puskat Yogyakarta kembali meluncurkan Festival Film Puskat (FFP) ke-4 pada Senin (16/4). Acara peluncuran dilangsungkan di ruang Boga Kanthil, Sinduharjo. Sekitar 45 film maker hadir pada acara tersebut, termasuk Patemon dari Paroki Kotabaru dan beberapa jurnalis media cetak maupun on-line menghadiri acara peluncuran tersebut. Selain itu, hadir juga Rm. Mardikartono SJ dari PPY (sekaligus sebagai Caretaker Renovasi dan Revitalisasi SAV Puskat), Rm Rukiyanto SJ (Kaprodi IPPAK-USD) dan Staf/Kepala Bagian HRD AnTV Jakarta (Bp. Fauzan dan Ibu Intan) dan Panitia FFP 2018.
Tema yang diangkat untuk FFP 2018 adalah “Mencari Keadilan: Membangun Budaya Damai”. Sebagaimana diberitakan savpuskat.or.id, Romo Iswara SJ selaku Direktur SAV Puskat dalam sambutannya mengatakan, Festival Film Puskat kali ini masih tetap memfestivalkan dua kategori yaitu Dokumenter dan Film Pendek. Untuk kategori Film dokumenter tentu saja tema ini sangat crunchy dan crispy. Untuk kategori film pendek, tentu saja membutuhkan kreatifitas lebih untuk menterjemahkan tema ini dalam sebuah cerita.
Ia mengatakan, akan sangat menggembirakan bagi Festival Film Puskat 2018 ini jika banyak film yang masuk terkait tema Keadilan Sosial ini.
Sementara itu, Rm. Murti Hadi Wijayanto SJ selaku Ketua Panitia FFP 2018 mengatakan pemilihan tema tersebut tidak bermaksud membatasi kreativitas para film maker. Romo Murti lalu merincikan gambaran tentang tema-tema yang bisa masuk seleksi festival film SAV Puskat 2018.
“Tema-tema kemiskinan pasti masih sangat relevan dengan tema kali ini. Tema-tema yang mengangkat kemiskinan di negeri ini masih menjadi komitmen kita untuk terus menyuarakan “The Voice of the Voiceles”, menyuarakan suara-suara orang-orang yang termarginalkan oleh kesenjangan sosial yang terjadi di negeri ini, atau kadang justru terpinggirkan oleh lajunya pembangunan di negeri ini. Film-film bertemakan kemiskinan juga menjadi komitmen kita untuk tetap menjadi pengingat pemerintah untuk selalu menjaga stabilitas bangsa ini dengan program-program pemerataan pembangunan”, ujar Romo Murti sebagaimana diberitakan di savpuskat.or.id.
Romo Murti juga mengatakan, tema Keadilan Sosial ini juga bisa termasuk tema keadilan dalam arti harafiah, yaitu tema-tema peradilan yang tidak adil, karena biasanya yang menjadi korban peradilan yang tidak adil ini justru orang miskin, atau kaum minoritas yang haknya sering dipermainkan, atau juga yang sebenarnya benar tetapi dinyatakan tidak benar di depan hukum yang tidak adil ini.
Bagi anda yang berminat mengikuti FFP 2018 bisa langsung kontak ke SAV Puskat Yogyakarta atau mengunduh informasi www.savpuskat.or.id.
Penulis: Rm. Iswara
Editor: John Laba Wujon
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.