MIRIFICA.NET, NATUNA – Uskup TNI dan Polri Mgr Ignatius Kardinal Suharto yang juga Uskup KAJ dan Ketua KWI mengunjungi Natuna (Rabu – Kamis, 11 – 12/3) dalam rangka memberikan sapaan dan peneguhan iman kepada anggota TNI Polri yang bertugas di daerah perbatasan tersebut.
Kehadiran Bapa Kardinal ke Natuna didampingi oleh Dewan Karya Pastoral Keuskupan TNI Polri yang terdiri dari Romo Letkol Sus Yoseph M M Bintoro (Wakil Uskup TNI Poli), Romo David Lerebulan (Pastor Pelayan Umat di Lingkungan TNI Polri), Marsda Purn Yan Masmun Mangesa beserta istri dan Brigjen Pol Pur RB Sadarum SH.
Tiba di Natuna, Bapa Kardinal bersama rombongan disambut hangat oleh Danlanud Kolonel Penerbang Fairlyanto, S.E. M.A.P (Danlanud) dan Uskup Pangkalpinang, Mgr Adrianus Sunarko.
Kunjungan ini adalah yang pertama kali dilakukan Bapa Kardinal dalam agenda Keuskupan TNI Polri tahun 2020. Berikutnya akan ada kunjungan lainnya yang lebih difokuskan kepada para prajurit TNI dan Polri yang bertugas di daerah-daerah perbatasan.
Sekitar 128 anggota TNI dan Polri di Natuna dikumpulkan di aula Kodim 0318/Natuna. Sebuah spanduk besar bertuliskan “ Silaturahmi Uskup TNI POLRI Dengan Umat Katolik dan Protestan TNI POLRI Wilayah Natura di Kodim 0318/Natuna” dipasang sebagai judul acara ini.
Kepada para prajurit, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo memperkenalkan kehadiran Keuskupan TNI Polri. Dengan sangat tertata, beliau memberikan ulasan sejarah yang runtut yang menjadi alasan berdirinya sebuah keuskupan yang bernama Keuskupan TNI dan Polri.
“Kami dari Jakarta datang ke sini dengan identitas Keuskupan untuk umat Katolik di Lingkungan TNI dan POLRI”, ucap Bapa Kardinal usai mengajak seluruh peserta bernyanyi “Hidup ini adalah Kesempatan”.
Agar menjadi pengetahuan, wawasan dan bekal landasan iman yang meneguhkan dalam pengabdian para prajurit, Bapa Kardinal mengisahkan lahirnya Keuskupan TNI dan Polri. “Gereja ingin dekat dengan perjuangan bangsa ini sejak awal”, ungkap Bapa Kardinal.
Keuskupan TNI Polri berakar kuat dengan sejarah perjuangan bangsa. Kehadirannya memang simbolik. “Tahun 1949 Menteri Pertahanan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendirikan suatu unit layanan rohani mental untuk angkatan perang RI. Tanggung jawab mereka yang berat membutuhkan pelayana khusus dalam bidang rohani dan mental”, jelas Bapa Kardinal.
“Saat itu di Asia sudah ada Keuskupan Militer. Tidak lama setelah didirikan unit tersebut didirikan juga vikariat militer di Indonesia”, tambah Bapa Kardinal yang dilanjutkan dengan sejarah sebelumnya, tahun 1946 saat Mgr Soegiyapranata memberikan surat kepada Vatican untuk segera mengakui kemerdekaan RI.
Sejak awal perjuangan Gereja ingin merawat rasa cinta tanah air, merawat dan mengisi kemerdekaan ini dengan panggilan dan profesi yang membuahkan berkat terlebih bagi anggota TNI Polri.
Rosario merah putih dan buku doa diberikan kepada seluruh anggota TNI Polri Katolik untuk menjadi bekal iman. “Saya yakin bangsa ini kuat selama TNI dan Polri kompak”, ungkap Bapa Kardinal yang disertai gemuruh tepuk tangan hadirin. (RD.David Lerebuan)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.