31 Januari, Santo Yohanes Bosco, Santa Yasinta Mariscotti, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, putera allah, santo santa, Sukacita, teladan kita
Santo John Bosco/Ilustrasi (Ist- Pinterest, donboscodidia.org,DeviantArt)

YOHANES Bosco, dikenal sebagai Giovanni Melchiorre Bosco dan Don Bosco, lahir di Becchi, Italia, pada 16 Agustus 1815. Ia lahir tepat setelah berakhirnya Perang Napoleon yang menghancurkan wilayah tersebut. Saat kota sedang terjadi bencana kekeringan dan kelaparan.

Saat usia dua tahun, ayahnya meninggal, dirinya dan dua kakak laki-lakinya untuk dibesarkan oleh ibunya, Margherita. “Mama Margherita Occhiena” diberikan penghormatan oleh Gereja pada tahun 2006.

Santo John Bosco/Ilustrasi (Ist- Pinterest,)

Dibesarkan oleh ibunya, John tumbuh menjadi anak yang taat dan aktif di Gereja. Kesehariannya membantu keluarganya bercocok tanam dan mengembalakan domba. Mereka hidup dalam kemiskinan, namun demikian kerja keras dan kemiskinan tidak menghalangi Mama Margherita untuk senantiasa berbagi kepada para tunawisma yang mengetuk rumahnya untuk meminta makanan, tempat tinggal atau pakaian.

Ketika John berusia sembilan tahun, dirinya mengalami mimpi yang amat menakjubkan, mimpi tersebut mengambarkan seluruh hidupnya kelak. Dalam mimpinya, John bertemu banyak anak –anak yang sedang berkumpul, ada yang tertawa, bermain dan ada pula yang bersumpah serapah. Ia tidak suka mereka menghina Tuhan. Kemudian tampaklah dalam mimpi itu “seorang pria dan wanita yang agung”, mereka bersinar. Pria itu mengatakan kepadanya bahwa dalam kelemahlembutan dan kasih amal, maka kamu akan mereka menjadikan semua teman-temanmu. “Wanita agung yang berkilauan itu juga berkata, “Jadikan dirimu kuat, rendah hati, kuat dan penuh semangat. “Kamu akan mengerti semuanya jika waktunya telah tiba. John terbangun dan tidak dapat tidur kembali.  Tahun-tahun mendatang dalam hidupnya telah dinyatakan dalam mimpi itu.

Santo John Bosco/Ilustrasi (Ist- donboscowest.org)

John memahami panggilan untuk menjadi seorang imam. Pada tahun 1835, John memasuki seminari dan setelah enam tahun belajar dan persiapan, ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1841. Misi pertamanya di kota Turin, saat itu kota berada dalam pergolakan industrialisasi, daerahnya kumuh dan miskin. Di lingkungan yang miskin inilah John, yang sekarang dikenal sebagai Fr. Bosco, pergi bekerja untuk anak-anak. Saat mengunjungi penjara, ia memperhatikan sejumlah besar dari mereka, berusia antara 12 dan 18 tahun, di dalam penjara dengan kondisi menyedihkan, hatinya merasa tergerak untuk berbuat lebih banyak untuk membantu di sana.

Pada 1859, Fr. Bosco mendirikan kongregasi Salesian untuk melayani para kaum muda. Ia mengumpulkan 15 seminaris dan seorang remaja putra ke dalam kelompok. Tujuan mereka adalah untuk melanjutkan pekerjaan amal, membantu anak-anak dalam pembentukan iman mereka agar terhindar dari masalah. Kini kongregasi telah tersebar diseluruh dunia dan menggelola berbagai lembaga pendidikan serta terus berkarya membantu sesama, terutama anak-anak. Fr. Bosco terus berusaha memperluas misinya dari tahun ke tahun.

Fr. Bosco meninggal pada tanggal 31 Januari 1888. Paus Pius XI mengenalnya secara pribadi dan setuju, menyatakan agar ia segera diberkati pada tahun 1929. Dikanonisasi pada hari Minggu Paskah, 1934 dan dia diberi gelar, “Ayah dan Guru Pemuda.” Santo John Bosco merupakan santo pelindung kaum muda.

Pesta namanya dirayakan pada 31 Januari.

Sumber : www.catholic.org,

Inpirasimu: Santa Yasinta Mariscotti : 30 Januari