12 Juni, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Yohanes dari Sahagun, Santo Barnabas Rasul, Beato Henrikus dari Treviso, Santo Joseph Anchieta, Santo William dari York, Beata Anna dari St. Bartolomeus, Santo Nobertus, Santo Bonifasius, Santo Marselinus dan Santo Petrus Diakon, Santo Yustinus, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Hari Raya Pentakosta

YOHANES dilahirkan di Sahagun, Spanyol, pada abad kelima belas. Ia mendapatkan pendidikan dari para biarawan Benediktin di kotanya. Kemudian, Yohanes menjadi seorang imam paroki. Pater Yohanes dapat saja hidup nyaman di katedral atau di salah satu paroki yang mapan di keuskupannya. Tetapi, Pater Yohanes memilih hidup miskin dan sederhana seperti cara hidup Yesus sendiri. Ia memilih untuk bertanggung jawab atas sebuah kapel kecil saja. Di sana ia merayakan Misa, berkhotbah dan mengajar katekese.

12 Juni, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Yohanes dari Sahagun, Santo Barnabas Rasul, Beato Henrikus dari Treviso, Santo Joseph Anchieta, Santo William dari York, Beata Anna dari St. Bartolomeus, Santo Nobertus, Santo Bonifasius, Santo Marselinus dan Santo Petrus Diakon, Santo Yustinus, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Hari Raya Pentakosta
Ilustrasi: katakombe.org

Pater Yohanes merasa perlu mendalami teologi, maka ia belajar di Universitas Katolik Salamanca. Setelah empat tahun belajar dengan tekun, ia menjadi seorang pengkhotbah yang ulung. Sembilan tahun kemudian, ia bergabung dengan para biarawan Agustin. Mereka amat terkesan dengan cara Pater Yohanes mengamalkan keutamaan-keutamaan Kristiani. Ia taat kepada para atasannya dan rendah hati pula. SantovYohanes terus berkhotbah. Homili atau khotbahnya yang indah berhasil membawa perubahan dalam kehidupan penduduk Salamanca. Mereka saling berkelahi dengan sengit di antara mereka. Sering kali para pemuda bangsawan saling baku hantam untuk balas dendam. Santo Yohanes berhasil mengakhiri banyak perkelahian-perkelahian sengit semacam ini. Ia bahkan membujuk mereka untuk saling memaafkan satu sama lain.

Santo Yohanes tidak takut meluruskan perbuatan-perbuatan jahat, bahkan ketika pelakunya adalah orang-orang berkuasa yang dapat membalas dendam padanya. Suatu ketika, ia menegur seorang pangeran karena menyebabkan orang-orang miskin menderita. Memang benar apa yang dikatakan imam! Pangeran amat marah, ia mengirim dua orang utusannya untuk membunuh Santo Yohanes. Kedua utusan itu pergi mendapatkan sang imam. Pater Yohanes begitu lemah lembut dan baik hati. Kedua utusan itu pun segera dipenuhi rasa sesal dan mohon pengampunan darinya. Kemudian sang pangeran sakit parah. Berkat doa-doa St. Yohanes, ia menyesali dosa-dosanya dan sembuh dari penyakitnya.

Melalui doa dan Misa Kudus, Santo Yohanes menerima rahmat yang memberinya karisma istimewa sebagai seorang pengkhotbah. Ia merayakan Misa Kudus dengan cinta bakti yang amat mendalam. Ia wafat pada tanggal 11 Juni 1479. St. Yohanes dari Sahagun dinyatakan kudus oleh Paus Alexander VIII pada tahun 1690.

Marilah mohon Roh Kudus membantu kita menjadi seorang Kristen sejati. Semoga segala tutur kata dan perbuatan kita membawa orang lain datang kepada Kristus.

Sumber: yesaya.indocell.net

Inspirasimu: Santo Barnabas Rasul : 11 Juni