19 September, Santo Yanuarius, Santo Yosef dari Cupertino, Santo Robertus Bellarmino, Santo Kornelius & Santo Siprianus, Beata Notburga, Beato Bertrand, Bunda Maria, Gereja Katolik, Gereja Katolik Indonesia, Katekese, Katolik, Kelahiran Santa Perawan Maria, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, martir, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, Umat Katolik
Ilustrasi

YANUARIUS hidup pada abad keempat. Kemungkinan ia dilahirkan di Benevento atau Naples, Italia. Yanuarius adalah Uskup Benevento pada masa dimulainya penganiayaan oleh Diocletian. Masyarakat Naples mempunyai kasih yang istimewa terhadap Uskup Yanuarius. Ia biasa disebut “San Gennaro.” San Gennaro mengetahui bahwa beberapa diakon Kristiani dijebloskan ke dalam penjara karena iman mereka. Uskup yang lemah lembut dan penuh kasih ini, menaruh perhatian besar pada umatnya, maka ia pergi ke penjara mengunjungi mereka. Petugas penjara melaporkannya kepada gubernur yang kemudian mengirim para prajurit untuk menangkap San Gennaro. Uskup ditangkap bersama seorang diakon dan seorang lektor. Mereka dijebloskan ke dalam penjara bersama para tahanan lainnya.

Akhirnya, San Gennaro bersama enam orang lainnya tewas sebagai martir iman. Mereka dibunuh dekat Naples pada tahun 305. Masyarakat Naples menganggap “San Gennaro” sebagai santo pelindung mereka dan berdevosi kepadanya.

Ada sesuatu yang sangat istimewa mengenai San Gennaro: darahnya yang tercurah sebagai martir disimpan dalam sebuah bejana sejak berabad-abad yang lalu. Darah itu menjadi hitam dan mengering. Namun demikian, pada waktu-waktu tertentu setiap tahunnya, darah itu mencair: menjadi merah, terkadang merah menyala. Kadang kala, darah itu bahkan mengeluarkan gelembung-gelembung. Wadah relikwi di mana bejana berisi darah itu disimpan, dipertontonkan dan dihormati secara umum pada hari Sabtu pertama bulan Mei, pada tanggal 19 September (pesta San Gennaro), dalam oktaf (atau hari kedelapan setelah pesta), dan terkadang pada tanggal 16 Desember. Darah San Gennaro yang mencair telah dipertontonkan dan dihormati sejak abad ketiga belas.

“Dari para kudus kita mendapatkan teladan hidup mereka, persabahatan dalam persekutuan dengan mereka, dan pertolongan melalui perantaraan mereka.” ~ Lumen Gentium.

Sumber: yesaya.indocell.net

Inpirasimu: Santo Yosef dari Cupertino : 18 September