YANUARIUS hidup pada abad keempat. Kemungkinan ia dilahirkan di Benevento atau Naples, Italia. Yanuarius adalah Uskup Benevento pada masa dimulainya penganiayaan oleh Diocletian. Masyarakat Naples mempunyai kasih yang istimewa terhadap Uskup Yanuarius. Ia biasa disebut “San Gennaro.” San Gennaro mengetahui bahwa beberapa diakon Kristiani dijebloskan ke dalam penjara karena iman mereka. Uskup yang lemah lembut dan penuh kasih ini, menaruh perhatian besar pada umatnya, maka ia pergi ke penjara mengunjungi mereka. Petugas penjara melaporkannya kepada gubernur yang kemudian mengirim para prajurit untuk menangkap San Gennaro. Uskup ditangkap bersama seorang diakon dan seorang lektor. Mereka dijebloskan ke dalam penjara bersama para tahanan lainnya.
Akhirnya, San Gennaro bersama enam orang lainnya tewas sebagai martir iman. Mereka dibunuh dekat Naples pada tahun 305. Masyarakat Naples menganggap “San Gennaro” sebagai santo pelindung mereka dan berdevosi kepadanya.
Ada sesuatu yang sangat istimewa mengenai San Gennaro: darahnya yang tercurah sebagai martir disimpan dalam sebuah bejana sejak berabad-abad yang lalu. Darah itu menjadi hitam dan mengering. Namun demikian, pada waktu-waktu tertentu setiap tahunnya, darah itu mencair: menjadi merah, terkadang merah menyala. Kadang kala, darah itu bahkan mengeluarkan gelembung-gelembung. Wadah relikwi di mana bejana berisi darah itu disimpan, dipertontonkan dan dihormati secara umum pada hari Sabtu pertama bulan Mei, pada tanggal 19 September (pesta San Gennaro), dalam oktaf (atau hari kedelapan setelah pesta), dan terkadang pada tanggal 16 Desember. Darah San Gennaro yang mencair telah dipertontonkan dan dihormati sejak abad ketiga belas.
Sumber: yesaya.indocell.net
Inspirasimu: Santo Yosef dari Cupertino : 18 September
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.