THOMAS More dilahirkan di London pada tahun 1477. Ia pernah menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan. Selama tiga tahun ia pernah menjabat sebagai Lord Chancellor, istilah lain bagi perdana menteri. Hidupnya penuh dengan doa dan juga melakukan mati raga, ia sungguh sadar bahwa menjadi seorang Kristen sejati membutuhkan rahmat serta pertolongan dari Tuhan.
Raja Henry VIII biasa melingkarkan tangannya ke pundak Thomas sebagai tanda kasih kepadanya. Meskipun Thomas adalah seorang pejabat negara yang setia, namun ia tetap menempatkan kesetiaannya kepada Tuhan di atas segala-galanya. Bahkan ketika raja mencoba membuatnya melanggar hukum Gereja, Thomas dengan tegas menolak, dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Lord Chancellor.
Raja Henry menjarah Gereja-gereja, menghancurkan banyak biara dan mengeksekusi para biarawan serta semua orang yang menentang keinginannya. Ia berupaya agar pengangkatan dirinya sendiri sebagai kepala Gereja di Inggris disahkan dan melepaskan segala hubungan Gereja Inggris dengan Tahta Suci di Roma. Reformasi Anglikan meledak, tanah Inggris pun bermandikan darah para Martir yang dengan gagah berani memilih untuk tetap setia pada iman Katholik. Thomas More pun sendiri dengan tegas menolak untuk bersumpah mengakui Raja sebagai Kepala Gereja, karena itu ia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Meskipun ditawari kebebasan jika ia mau bersumpah, namun Thomas tetap memiih untuk setia pada imannya. Karena itu ia pun dijatuhi hukuman mati. Ia wafat sebagai martir pada hari Selasa, tanggal 6 Juli 1535, dalam usia lima puluh tujuh tahun.
(katakombe.org)
Staf Komisi Komunikasi Sosial, Konferensi Waligereja Indonesia, sejak Januari 2019-…