STEFANUS Harding adalah seorang pemuda bangsawan Inggris yang hidup pada abad keduabelas. Karena tertarik pada kehidupan rohani ia kemudian bergabung dengan sebuah Biara Benediktin di Sherborne. Namun Setelah penaklukan Norman dari Inggris di tahun 1066, Stefanus meninggalkan kehidupan dalam biara, lalu pindah ke Skotlandia. Kemudian ia pergi ke Paris, Prancis untuk belajar.
Suatu ketika Stefanus dan temannya berjalan kaki untuk berziarah ke Roma. Disana Stefanus bertemu dengan dengan sekelompok biarawan yang hidup amat miskin dan kudus. Para biarawan ini berdoa, berpuasa dan bekerja keras. Demikianlah cara mereka mengungkapkan kasih mereka kepada Tuhan. Stefanus memperhatikan bagaimana bahagianya mereka. Hatinya bergejolak. Kerinduannya akan kehidupan rohani muncul kembali. Stefanus menyesal pernah meninggalkan kehidupan monastik dalam biara dan memutuskan untuk bergabung dengan kelompok biarawan ini. Abbas mereka adalah seorang yang sangat Kudus. Kelak abbas ini juga menjadi seorang santo, yakni St Robertus dari Molesme. Ia menerima Stefanus dengan tangan terbuka.
Stefanus melewatkan beberapa tahun terakhir hidupnya dengan menulis sebuah buku peraturan bagi para biarawan. Ia juga mendidik St.Bernardus dari Clairvaux untuk menggantikan posisinya.
Sementara terbaring di ambang ajal, Stefanus mendengar para biarawan di sekelilingnya berbisik. Mereka mengatakan bahwa Stefanus tidak perlu takut mati. Ia telah bekerja begitu giat dan mengasihi Tuhan begitu rupa. Mendengar itu Stefanus kemudian berkata bahwa ia takut ia tidak cukup baik bagi Tuhan. Dan ia bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Hal itu menunjukkan sebuah kerendahan hati yang luar biasa dari Santo besar ini. Ia wafat pada tahun 1134.
Baca selengkapnya: katakombe.org
Inspirasimu: Pesta Bertobatnya St. Paulus Rasul : 25 Januari
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.