FRANSISKUS – ditakdirkan oleh sang ayah untuk menjadi seorang pengacara, sehingga kelak diharapkan dapat menggantikan posisi ayahnya sebagai senator dari provinsi Savoy di Prancis. Karena alasan inilah Fransiskus dikirim ke Padua untuk belajar hukum. Setelah menerima gelar doktornya, ia kembali ke rumah dan pada waktunya memberi tahu orangtuanya bahwa dia ingin memasuki kehidupan imamat. Ayahnya sangat menentang Fransiskus dalam hal ini, namun setelah Fransiskus berusaha meyakinkan dengan lembut akhirnya ayahnya menyetujui. Fransiskus ditahbiskan dan terpilih sebagai pimpinan di Keuskupan Jenewa, yang pada saat itu merupakan pusat kaum Calvinis. Fransiskus berangkat untuk mempertobatkan mereka, terutama di distrik Chablais. Dengan berkhotbah dan membagikan selebaran kecil yang ia tulis untuk menjelaskan doktrin Katolik yang sejati, ia berhasil dengan luar biasa.
Saat berusia 35 tahun, ia menjadi uskup Jenewa. Sambil memimpin keuskupannya, ia tetap melanjutkan untuk terus berkhotbah, mendengarkan pengakuan dosa, dan memberi pelajaran bagi anak-anak. Karakter lembutnya merupakan aset besar dalam memenangkan jiwa. Ia mempraktikkan aksioma sendiri, “Satu sendok madu menarik lebih banyak lebah daripada satu barrel penuh cuka.”
Selain dua bukunya yang terkenal, The Introduction to the Devout Life and A Treatise on the Love of God, dia menulis banyak selebaran dan melakukan korespondensi yang luas. Berkat tulisannya, ia dinobatkan sebagai pelindung Pers Katolik. Tulisan-tulisannya, dipenuhi dengan karakter kelemahlembutan yang khas, ditujukan kepada orang awam. Dia ingin membuat mereka mengerti bahwa mereka juga dipanggil untuk menjadi suci. Seperti yang ia tulis dalam The Introduction to the Devout Life: “it is an error, or rather a heresy, to say devotion is incompatible with the life of a soldier, a tradesman, a princes or a married woman…. it has happened that many have lost perfection in the desert who had preserved it in the world.”
Terlepas dari kehidupannya yang sibuk dan relatif singkat, dia tetap meluangkan waktu untuk bekerjasama berkarya dengan orang suci lainnya, Jane Frances de Chantal, dalam karya mendirikan Biarawati Visitasi. Para wanita ini harus mempraktikkan kebajikan yang dicontohkan dalam kunjungan Maria ke Elizabeth yakni kerendahan hati, kesalehan, dan saling memberi. Pada mulanya mereka terlibat secara terbatas dalam berbelas kasih untuk orang miskin dan orang sakit. Sementara saat ini, beberapa komunitas mengelola bidang pendidikan, dan yang lain hidup dalam kehidupan yang penuh kontemplatif.
Sumber : https://www.franciscanmedia.org, Diakses pada 22 Januari 2019.
28 Desember: Di Lyon, Prancis, merupakan peringatan kematian St. Fransiskus de Sales, uskup Jenewa, yang dirayakan pada 24 Januari pada hari deposisi di Annecy.
Fransiskus de Sales, Uskup dan penulis buku-buku rohani. Paus Pius XI mengangkatnya menjadi pelindung para pers Katolik.
Sumber : www.santiebeati.it, Diakses pada 22 Januari 2019.
Staf Komisi Komunikasi Sosial, Konferensi Waligereja Indonesia, sejak Januari 2019-…