NISETUS lahir di Syria, Asia Kecil. Ia terdaftar sebagai Paus kesepuluh pengganti rasul Petrus dan memimpin Gereja pada tahun 155 sampai 166 pada akhir masa pemerintahan Kaisar Antonius Pius. Sangat sedikit berita yang diketahui perihal kepemimpinannya sebagai Paus.
Ketika ia memimpin Gereja, ia pernah menerima Polykarpus, Uskup Smyrna yang datang ke Roma untuk membicarakan tanggal hari raya Paskah, yang tidak sama diseluruh gereja. Sikapnya yang arif terhadap perselisihan antar Gereja di Asia Kecil dengan Gereja lainnya tentang tanggal perayaan Paskah membuat namanya dikenal luas di seluruh Gereja. Di negeri asalnya, hari Paskah dirayakan tepat pada tanggal 14 bulan Nisan sesuai kalender hari rayanya orang Yahudi. Kebiasaan yang diwariskan oleh Santo Yohanes rasul dan santo Philipus rasul ini menyebabkan hari raya paskah jatuh pada hari yang tidak menentu. Pada masa itu, kematian Yesus lebih ditekankan daripada kebangkitan Yesus. Sebaliknya, di Gereja-gereja lain, hari Paskah di rayakan pada hari Minggu sesudah tanggal 14 Nisan, karena pada hari inilah Yesus bangkit dari kubur-Nya. Kecuali itu, perayaan Paskah bertujuan pula untuk memperbaharui penghayatan iman dan kehidupan rohani umat beriman.
Masing-masing gereja memegang kebiasaan dan perdiriannya, bahkan dengan tegas membela tradisinya. Paus Anisetus menyerahkan perselisihan ini kepada Penyelenggara Ilahi. Keputusannya untuk mengunggulkan salah satu kebiasaan di tunda hingga perselisihan itu mereda. Atas doa dan imannya yang teguh maka perselisihan dalam tubuh Gereja dapat diselesaikan dengan damai. Lalu perayaan Paskah pada hari Minggu lama kelamaan diterima oleh Gereja Asia Kecil.
Banyak kesulitan yang dialaminya selama masa kepemimpinannya, menyebabkan ia mengalami bermacam-macam penyakit. Meskipun ia tidak mati karena dibunuh, namun karena penderitaannya yang sedemikian banyak demi kesatuan gereja dan tegaknya ajaran iman yang benar, ia digelari martir oleh gereja. Ia meninggal dunia pada tahun 586.
Santa Klara Gambacorta OP, Pengaku Iman
Klara hidup diantara tahun 1362-1419. Pada umur 17 tahun ia telah dinikahkan. Setahun kemudian dia menjanda. Lalu Klara masuk biara Dominikanes. Akhirnya ia berhasil mendirikan sebuah biara cabang dengan aturan yang amat keras dan berusaha keras memperbaharui ordonya.
Seumber: imankatolik.or.id
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.