Diperingati setiap tanggal 21 Desember
Petrus, seorang Belanda, dilahirkan pada tahun 1521. Ayahnya menghendaki agar ia kelak menjadi seorang pengacara. Untuk menyenangkan hati ayahnya, Petrus muda mulai belajar ilmu hukum sebelum ia menyelesaikan seluruh mata pelajarannya yang lain. Namun demikian, segera saja ia menyadari bahwa ia tidak akan pernah bahagia dengan profesi tersebut.
Pada waktu itu, semua orang sedang membicarakan tentang khotbah Beato Petrus Faber yang mengagumkan. Pastor Faber adalah salah seorang dari anggota Serikat Yesus yang pertama. Ketika Petrus Kanisius mendengarkan khotbah Pastor Faber, ia tahu bahwa ia juga akan berbahagia melayani Tuhan sebagai seorang Yesuit. Jadi, ia bergabung dengan Serikat Yesus. Setelah beberapa tahun dilewatkannya dengan belajar dan berdoa, ia ditahbiskan sebagai seorang imam.
St. Ignatius segera menyadari betapa taat serta penuh semangatnya St. Petrus Kanisius. St. Ignatius mengutusnya ke Jerman di mana St. Petrus kemudian berkarya selama empatpuluh tahun lamanya. Sangatlah sulit menyebutkan semua karya besar St. Petrus Kanisus, doa-doanya serta pengorbanannya sepanjang waktu itu.
Yang menjadi perhatian utamanya adalah menyelamatkan banyak penduduk Jerman dari bidaah-bidaah pada masa itu. Ia juga berdaya upaya untuk membawa kembali mereka yang telah menerima ajaran-ajaran sesat tersebut ke pangkuan Gereja Katolik. Dikisahkan bahwa ia menempuh jarak kurang lebih duapuluh ribu mil (± 32,187 km) dalam waktu tiga puluh tahun. Perjalanan sejauh itu ditempuhnya dengan berjalan kaki atau dengan menunggang kuda. Meskipun banyak kesibukannya, St. Petrus Kanisius masih sempat juga menulis banyak buku tentang iman. Ia menyadari betapa pentingnya buku itu.
Jadi, ia mengadakan kampanye untuk menghentikan diperjualbelikannya buku-buku yang tidak baik. Sementara itu, ia melakukan segala daya upaya untuk menyebarluaskan buku-buku yang baik, yang mengajarkan iman. Dua buah buku katekese yang ditulis oleh St. Petrus Kanisius menjadi demikian disukai hingga harus dicetak ulang lebih dari duaratus kali dan diterjemahkan ke dalam limabelas bahasa.
Kepada mereka yang mengatakan bahwa ia bekerja terlalu keras, St. Petrus Kanisius akan menjawab, “Jika kamu mempunyai terlalu banyak perkara untuk dikerjakan, maka dengan bantuan Tuhan, kamu akan memperoleh cukup waktu untuk mengerjakan semuanya.” Santo yang mengagumkan ini wafat pada tahun 1597. Ia dinyatakan sebagai Doktor Gereja oleh Paus Pius XI pada tahun 1925.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.