PAUS Leo IX adalah paus kita yang ke 151. Ia lahir pada tanggal 21 Juni 1002 di Eguisheim, (sekarang wilayah Perancis) dan diberi nama Bruno Eguisheim-Dagsburg. Keluarganya adalah kaum bangsawan Eguisheim-Dagsburg dalam Kekaisaran Romawi Suci. Ayahnya, Count (Pangeran) Hugh Egisheim adalah seorang Kristen yang saleh, yang walaupun adalah saudara sepupu kaisar namun tetap hidup sederhana dan bersahaja. Teladan ayahnya membuat Bruno kecil sudah punya cita-cita mulia untuk menjadi seorang imam yang bekerja untuk Tuhan.
Ketika berumur 5 tahun, ia disekolahkan di sekolah yang didirikan oleh Uskup Bertold di Toul, Prancis. Ketika saudara sepupunya diangkat menjadi Kaisar Jerman dengan nama Conrad II, Bruno juga diangkat menjadi pembantu uskup Harriman di Toul. Selanjutnya pada tahun 1027 ia diangkat menjadi Uskup Toul menggantikan Uskup Harriman. Selama 22 tahun Uskup Bruno bekerja keras membina iman umatnya dan membaharui keuskupannya.
Pada tahun 1050, paus Leo IX menggelar sebuah konsili di Roma untuk membicarakan masalah Berengarius dari Tours dan pengikut-pengikutnya yang tetap menyangkal kebenaran ajaran iman akan kehadiran Yesus Kristus dalam Ekaristi dan transubstansi (perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus). Dalam konsili ini, Berengarius dijatuhi hukuman ekskomunikasi.
Dalam masa kepemimpinannya Paus Leo IX berusaha membenahi hubungan Gereja Barat dan Gereja Timur dari ancaman perpecahan. Pada tahun 1054 ia mengirimkan surat kepada Patriark Michael Caerularius, di Konstantinopel yang isinya berusaha meyakinkan Patriark Michael bahwa deklarasi “Donation of Constantine” adalah benar-benar asli dan bukan sebuah mitos, sehingga hanya penerus apostolik Petrus yang memiliki keutamaan dan adalah pemimpin yang sah dari semua Gereja. Konstantinopel menolak klaim keutamaan penerus Petrus, sehingga terjadilah perpecahan yang menyedihkan. Satu Gereja terbelah menjadi Gereja Timur dan Gereja Barat (Skisma Besar Timur-Barat 1054).
Bapa Paus Leo IX tutup usia pada tanggal 19 April 1054. Ia akan tetap dikenal sebagai seorang pembaharu Gereja, seorang pemberangus praktek simonia dalam gereja dan seorang yang berjasa memperbaharui kehidupan rohani para imam.
Sumber: katakombe.org
Inspirasimu: Beata Maria dari Inkarnasi : 18 April
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.