NUNO de Santa Maria Alvares Pereira lahir pada 24 Juni 1360, di Flor da Rosa, dekat Crato, Portugal Tengah. Ia adalah anak diluar nikah dari Dom ÁlvaroPereira Gonçalves dan Donna Iria Gonçalves do Carvalhal. Sekitar setahun setelah kelahirannya, statusnya dilegitimasi melalui dekrit kerajaan sehingga ia berhak memakai gelar bangsawan dan menerima pendidikan selayaknya anggota keluarga bangsawan tinggi Portugal pada waktu itu. Pada usia enam belas tahun, atas keinginan ayahnya, Nuno menikah dengan seorang janda muda bernama Donna Leonor de Alvim. Dari pernikahan ini lahir seorang puteri yang cantik jelita, Beatrice, yang kelak menikah dengan Dom Afonso, raja muda Bragança, putra dari Raja João I of Portugal.
Karir Militer
Nuno masuk dinas militer pada 1373, ketika dia baru berusia 13 tahun. Saat itu Ia sudah terlibat dalam beberapa pertempuran di perbatasan Portugal untuk menghentikan serangan dari Kerajaan Castile. Dia adalah seorang pemuda yang sabar dan pemberani, dan segera menunjukkan bakatnya sebagai seorang komandan yang hebat. Pada tanggal 14 Agustus 1385 di kota Aljubarrota, Nuno memimpin 6500 orang pasukan Portugal untuk bertempur melawan lebih dari 30.000 orang pasukan Castille. Walau kalah jumlah namun Nuno dan pasukannya berhasil menghancurkan pasukan musuh dan menghentikan ancaman invasi terhadap Portugal. Kemenangan luar biasa pada pertempuran yang disebut “The Battle of Aljubarrota” ini mengakhiri konflik antara kedua kerajaan dan membawa pangeran João I menduduki takhtah Kerajaan Portugal.
Masuk Biara Karmel
Selain sebagai seorang pemimpin militer yang brilian, Nuno juga seorang katolik yang saleh. Ia memiliki cinta yang mendalam pada Sakramen Ekaristi dan Bunda Maria, yang menjadi fondasi utama dari kehidupannya. Seluruh hidupnya benar-benar ia dedikasikan dalam doa kepada Santa Maria. Setiap hari Rabu, Jumat dan Sabtu Ia akan berpuasa untuk menghormati Bunda Maria. Pada panji kebesarannya tertera gambar salib, Bunda Maria, gambar Santo Yakobus dan Santo Georgius. Selama 30 tahun lebih, dia banyak berkecimpung dalam pembangunan gereja, kapel dan biara. Atas biayanya sendiri, Nuno membangun banyak gereja dan biara-biara, di antaranya adalah gereja dan biara Karmel di Lisbon dan gereja Bunda Kemenangan di Batalha.
Pada usia 63 tahun, Nuno pensiun dari kemiliteran. Mantan panglima perang ini lalu membagi-bagikan seluruh harta kekayaannya bagi para veteran dan fakir miskin, dan memutuskan untuk masuk biara Karmel yang telah ia dirikan. Ia mengucapkan kaulnya sebagai seorang bruder dan mengambil nama biara : Nuno dari Santa Maria (Nuno de Santa Maria).
Tutup usia dan Kanonisasi
Pada tahun terakhir dalam hidupnya, Raja João I datang mengunjungi Bruder Nuno. Raja memeluknya dan menangis didada sahabatnya itu. Raja menyadari sepenuhnya bahwa biarawan karmel penjaga pintu biara yang miskin dan bersahaja ini adalah Nuno Alvares Pereira, seorang panglima yang telah menyelamatkan kemerdekaan Portugal, dan yang telah menempatkannya di atas takhta kerajaan. Bruder Nuno de santa Maria tutup usia pada hari Minggu Paskah,1 April 1431. Ribuan rakyat Portugal datang menghantar pahlawan nasional dan pahlawan iman ini ke tempat pemakamannya. Bahkan sejak hari pemakamannya, Bruder Nuno sudah diakui suci oleh seluruh rakyat portugal yang menyebut namanya dengan sebutan “O Santo Condestavel”.
Sumber: Katakombe.org
inspirasimu : Santo Alfonsus Rodriquez : 31 Oktober
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.