NIKODEMUS hidup sejaman dengan Yesus. Ia adalah seorang Yahudi Farisi yang menjadi anggota Sanhedrin (Dewan tertinggi Agama Yahudi pada Jaman Yesus) di Yerusalem. Nikodemus percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-NYA secara rahasia. Ia bertemu dengan Yesus pada malam hari untuk menghindari kemurkaan anggota Sanhedrin lainnya.
Saat Yesus berada di Yerusalem, Nikodemus menemuiNya dimalam hari untuk berbicara secara pribadi. Dengan rendah hati, anggota Sanhedrin ini menyapa Yesus :
“Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” (Yoh 3 :2)
Yesus menjawab semua pertanyaan Nikodemus dan menyingkapkan rahasia kehidupan kekal kepadanya. (Yoh 3 : 3 – 21).
Pada waktu perayaan Hari Raya Pondok Daun, Yesus kembali datang ke Yerusalem. Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mencoba untuk menangkap Yesus tetapi gagal karena para penjaga yang dikirim untuk menangkap Yesus malah terpesona mendengarkan ajaranNYA. Saat para Farisi yang murka sedang berkumpul dan mengecam Yesus, Nikodemus dengan suara lantang berkata :
“Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” (Yoh 7 : 51)
Kata-katanya untuk sementara dapat meredakan kemarahan para Farisi sehingga mereka membubarkan diri. Namun sebagian mereka masih mempertanyakan pengajaran Yesus dengan membantah Nikodemus :
“Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” (Yoh 7 : 52)
Setelah Yesus Kristus mati disalibkan, Nikodemus bersama Yusuf dari Arimatea berupaya memberikan penguburan yang layak bagi Yesus. Kitab suci menulis :
Sesudah itu Yusuf dari Arimatea — ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi — meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu.
Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.
Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ. (Yoh 19 :38-42)
Setelah pemakaman Yesus, nama Nikodemus tidak ditemukan lagi dalam kitab suci. Pada abad ke-16 muncul sebuah kitab apokrif yang disebut Injil Nikodemus (Nicodemi Evangelium). Tradisi Jemaat Kristen perdana menyebutkan bahwa Nikodemus tewas sebagai martir Kristus pada abad pertama. Gereja Katholik Roma dan Orthodoks Timur, menghormati Nikodemus sebagai seorang Kudus dan perayaannya diperingati pada setiap tanggal 3 Agustus.
Sumber:katakombe.org
Inpirasimu: Santo Eusebius : 02 Agustus
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.