Beranda KATEKESE Teladan Kita Santo Julianus dari Antiokhia, Martir, 13 Februari

Santo Julianus dari Antiokhia, Martir, 13 Februari

Ilustrasi (Santo Yulianus dari Antiokhia)

Yulianus Antiokhia adalah seorang warga kota Anazarbos, Silesia, Asia Kecil. Karena imannya, ia ditangkap oleh para musuh agama Krsiten. Menurut cerita, Yulianus enderita berbagai macam siksaan badan. Meskipun demikian, para musuhnya tidak berhasil memperoleh apa yang diharapkan dari Yulianus, yaitu penyangkalan imannya. Menyaksikan keteguhan hati Yulianus, gubernur kota itu akhirnya memutuskan untuk memperberat siksaan atas diri Yulianus.

Selama setahun Yulianus dibelenggu dan dipaksa berjalan mengikuti rombongan tentara mengelilingi kota dan desa. Sepanjang perjalanan, ia dihina dan diolok-olok oleh semua penduduk kota dan desa. Dengan cara penyiksaan seperti itu, mereka berharap agar Yulianus menyangkal imannya. Namun semua cara itu tidak berhasil apa-apa. Keteguhan hati dan iman Yulianus tak pernah goyah sedikit pun oleh semua bentuk siksaan itu.

Sebaliknya keteguhan dan ketabahannya menghibur semua umat Kristen di kota itu. Semangat iman yang ditunjukkannya menjadi suatu kesaksian iman yang konkret, yang menjelaskan dengan lebih terang keikutsertaan orang-orang Kristen dalam misteri penderitaan Yesus. Sebagaimana Santo Paulus, Yulianus pun dengan penderitaannya mengatakan: “…memberitakan Yesus Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang Yahudi satu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipangil, baik orang Yahudi maupun bukan orang Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari manusia” (1Kor 1:23-24). Gubernur yang menyadari ketidakberhasilan semua usahanya untuk menaklukan Yulianus, akhirnya memutuskan untuk melenyapkan nyawa Yulianus. Yulianus dimasukkan ke dalam sebuah karung bersama ular-ular berbisa dan kala jengking, lalu ditenggelamkan ke dasar laut.

Atas kematian Yulianus tersebut, Santo Yohanes Krisostomus yang hidup pada abad keempat menulis: “Umat Kristen Antiokhia mempunyai kubur seorang martir Kristus yang menjadi sumber rahmat dan karunia-karunia Allah.

Teks: Disusun oleh Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM

Kredit Foto:Ilustrasi (Santo Yulianus dari Antiokhia)