ISIDORUS dari Pelusium hidup pada abad keempat – abad kelima di Aleksandria Mesir. Ia adalah anak tunggal dari sebuah keluarga Kristen yang makmur dan saleh, yang sangat memperhatikan pendidikannya. Kedua orang tuanya mengajarinya tentang iman Kristiani, dan mendatangkan guru-guru terbaik untuk mengajarinya ilmu pengetahuan dan bahasa Yunani.
Walau kaya-raya, namun Isidorus terkenal religius dan rendah hati. Ia juga menjalani pola hidup asketis sesuai teladan para pertapa suci yang di masa itu banyak tersebar di padang gurun. Ketika ia mengetahui rencana umat Alexandria dan para uskup di Afrika yang ingin mengangkatnya menjadi Patriark Alexandria, di malam berikutnya ia diam-diam kabur ke Pelusium dan menjadi seorang biarawan di sebuah biara di sana.
Dibiara ini Isidorus segera terkenal karena disiplin hidupnya yang ketat dan ketaatannya yang luar biasa pada aturan hidup membiara. Para saudara dalam biara sangat menghormati Isidorus, tidak heran jika beberapa tahun kemudian ia dipercaya menjadi kepala biara.
Isidorus sangat mengagumi Santo Yohanes Krisostomus, yang ditemuinya ketika ia mengunjungi Konstantinopel. Ia berkesempatan mendengar kotbah Yohanes si “Mulut Emas” yang mempesona para pendengarnya. Namun dalam sebuah suratnya Isidorus menulis : “Adalah lebih penting berkarya dalam kebajikan daripada berkotbah dengan kata-kata emas”.
Persahabatannya dengan Santo Yohanes Chrysostomus membuat ia menyatakan dukungan secara terbuka kepada Patriark Konstantinopel tersebut saat ia dianiaya oleh Kaisar dan permaisuri Eudoxia.
Santo Isidorus dari Pelusium adalah salah seorang inisiator Konsili Efesus yang digelar pada tahun 431. Konsili Ekumenis yang ketiga ini diselengggarakan oleh Kaisar Theodosius II dan dihadiri sekitar 200 orang uskup. Keputusan Konsili ini dengan tegas menyatakan bahwa ajaran bidaah Nestorian dan Pelegianisme adalah sesat.
Sumber: katakombe.org
Inspirasimu: Santo Blasius : 03 Februari
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.