Masa Kecil
Gerardus, bungsu dari kelima anak pasangan Dominic dan Benedetta Galella Majella, dilahirkan pada tanggal 6 April 1726, di sebuah kota kecil bernama Muro, beberapa mil jauhnya dari Naples di Italia selatan. Kesehatannya amat rapuh sejak lahir dan segeralah ia dibawa ke katedral untuk dibaptis.
Dalam perayaan Misa, Gerardus juga seringkali melihat Kanak-kanak Yesus yang sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Ia dapat melihat Yesus setelah konsekrasi hingga Komuni Kudus berakhir.
Mujizat St.Gerardus Majella
St.Gerardus Majella dikenal sebagai Thaumaturge, yaitu seorang kudus yang mengadakan mukjizat-mukjizat, tidak saja sekali-sekali, melainkan kerapkali. Sedikit saja orang kudus yang mempunyai begitu banyak catatan mengenai perkara-perkara ajaib seperti Gerardus. Proses beatifikasi dan kanonisasi mengungkapkan bahwa mukjizat-mukjizat yang diadakannya begitu banyak dan bermacam ragamnya.
Kerapkali ia masuk dalam ekstasi sementara bermeditasi mengenai Tuhan atau kehendak-Nya yang kudus, dan di saat-saat demikian, tubuhnya tampak terangkat beberapa kaki di atas permukaan tanah.
Sebagian besar mukjizat diadakannya demi melayani orang-orang lain. Kejadian-kejadian luar biasa seperti disebutkan di bawah ini akan tampak sebagai suatu hal yang biasa sementara orang membaca riwayat hidupnya. Ia menghidupkan kembali seorang anak laki-laki yang mati karena terjatuh dari sebuah karang yang terjal; ia memberkati perbekalan gandum yang tinggal sedikit milik sebuah keluarga miskin dan perbekalan itu tidak habis-habisnya hingga panen berikutnya; beberapa kali ia menggandakan roti yang ia bagi-bagikan kepada orang-orang miskin.
Suatu hari ia berjalan di atas air demi menghantar ke tempat pelabuhan yang aman sebuah kapal penuh para nelayan yang terancam nyawanya oleh gelombang sakal. Gerardus dianugerahi kemampuan untuk “membaca jiwa”. Kerapkali ia menyingkapkan secara pribadi kepada orang dosa-dosa rahasia dalam jiwa mereka yang malu mereka akukan, dan kemudian menghantar mereka ke penitensi dan pengampunan.
Ketika terjadi serangan wabah penyakit, Gerardus terlihat di lebih dari satu rumah pada saat yang bersamaan demi menolong mereka yang sakit. Tak selembar pun dari riwayat hidupnya yang tak ditandai dengan keajaiban, semuanya demi kemuliaan Tuhan dan digerakkan oleh kasih yang tulus kepada sesama.
Sepanjang hidupnya, St Gerardus menghabiskan berjam-jam lamanya setiap hari dalam sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus demi memuliakan Tuhan dan mengucap syukur atas segala rahmat dan berkat-Nya. Ibunda Gerardus, Benedetta, mengatakan bahwa puteranya “terlahir bagi surga,” dan mengisahkan bagaimana Gerardus melewatkan berjam-jam lamanya di hadapan Sakramen Mahakudus “hingga ia lupa bahwa saat makan malam telah tiba.”
Baca selengkapnya pada www.katakombe.org
Inspirasimu: Santa Theresia dari Avila : 15 Oktober
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.