FILIPUS Benizi (Italia = Filippo Benizi) adalah biarawan Ordo Servite pertama yang dikanonisasi. Ia lahir dalam keluarga bangsawan di Florence Italia pada tanggal 15 Agustus 1233, tepat pada hari Pesta Santa Maria Diangkat ke Surga. Pada masa mudanya, Filipus belajar ilmu kedokteran di Universitas Paris sampai menjadi seorang dokter, lalu kembali Italia dan belajar ilmu Filsafat di kota Padua.
Sebagai seorang dokter dan seorang sarjana Filsafat, Filipus menjalani profesinya dengan penuh pengabdian. Ia senantiasa mempunyai perhatian besar pada orang – orang sakit, terutama yang miskin dan melarat. Para pasiennya senantiasa memperoleh peneguhan batin dalam menanggung beban penderitaannya. Di samping memberikan obat–obatan, Filipus juga selalu mendoakan para pasiennya.
Rupanya Tuhan mempunyai rencana yang khusus untuk Filipus. Tuhan mau menjadikannya seorang ‘dokter’ bagi jiwa – jiwa kaum beriman. Suatu hari, ketika ia menghadiri kurban misa di gereja biara Servite (Biara Hamba–hamba Santa Perawan Maria), ia tersentuh oleh bacaan Kisah Para Rasul yang mengisahkan tentang perintah Roh Kudus pada rasul Filipus untuk mentobatkan sida–sida dari Etiopia yang sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem. (Kis 8:26-39)
Kata–kata Roh Kudus kepada rasul Filipus itu terus mendengung dalam batinnya dan mendesak dia untuk berbuat yang sama seperti sang rasul dalam bacaan itu. Setelah misa selesai, Filipus melamar sebagai seorang calon novis di biara tersebut (Biara Servite Monte Senario). Permohonannya diterima. Setelah menjalani novisiat Filipus pun mengucapkan kaul sebagai seorang bruder dan diberi tugas sebagai tukang masak dan tukang kebun.
Pimpinan biara sangat senang dengan bruder Filipus karena kerajinannya, terlebih karena ia adalah seorang dokter dan seorang sarjana filsafat yang cakap dalam berbagai ilmu dan fasih berbicara bahasa Latin. Oleh karena itu, sang pemimpin biara lalu mengirim bruder Filipus untuk belajar teologi agar ia dapat ditahbiskan menjadi seorang imam.
Meskipun ia lebih senang menjadi seorang bruder, namun Filipus harus taat pada pemimpinnya dan berangkat ke Kota Sienna untuk belajar teologi. Filipus menyelesaikan studi teologinya pada tahun 1258 dan ditahbiskan menjadi imam di tahun itu juga. Pada tahun 1267 Filipus terpilih menjadi pemimpin tertinggi dari Ordo Servite. Ia sudah berencana untuk menolak jabatan tersebut, namun dalam suatu penglihatan ajaib, Filipus ditegur oleh Roh Kudus :
“Filipus, janganlah engkau melawan Roh Kudus. Akulah yang memilih engkau dari dunia ini untuk menjadi gembala bagi kawanan ini.”
Filipus dengan semangat tinggi memimpin Ordo Servite, sambil tetap memperhatikan orang – orang miskin dan melarat. Suatu hari ia berpapasan dengan seorang pengemis kusta yang meminta sedekah padanya. Karena tidak membawa apa – apa, maka ia memberikan mantelnya bagi pengemis tersebut. Tetapi anehnya bahwa pengemis itu tiba – tiba menghilang dari pandangannya. Tahulah Filipus bahwa pengemis itu adalah Yesus yang menjelma dalam rupa seorang pengemis.
Ketika Paus Klemens IV tutup usia di tahun 1268, Filipus Benizi disebut-sebut sebagai calon paus yang tepat. Mendengar itu, Filipus segera menyingkir ke sebuah pertapaan di pegunungan Tuniato dan tinggal disana selama tiga tahun sampai pemilihan paus selesai digelar pada tahun 1271. Pemilihan paus ini adalah pemilihan paus paling lama dalam sejarah Gereja Katolik, dan menempatkan Teobaldo Visconti, seorang biarawan Fransiskan yang saleh, menjadi paus yang baru dengan nama Paus Gregorius X.
Atas dorongan Roh Kudus, Filipus menjelajahi seluruh Eropa dan sebagian Asia untuk berkhotbah. Di beberapa tempat, ia berhasil memulihkan hubungan yang retak antar para bangsawan. Ia juga banyak membuat mukzijat sehingga banyak orang menjadi percaya pada Kristus.
Pada tahun 1283, Paus Martinus IV mengutus Filipus yang saat itu sudah berusia 50 tahun, untuk menjadi juru damai bagi masyarakat kota Forli yang saat itu sedang bertikai. Ketika tiba di Forli dan mencoba untuk berkhotbah, Filipus diserang oleh pemuda Peregrinus, yang menjadi pemimpin dari salah satu golongan yang tengah bertikai. Filipus ditinju hingga roboh, namun ia sama sekali tidak melawan. Ia bangkit dan berkata pada pemuda tersebut : “Engkau boleh meninju pipiku yang sebelah lagi…”. Sikap kasih ini seketika itu juga mencairkan kekerasan hati pemuda Peregrinus. Dengan wajah terkesima ia jatuh berlutut di hadapan Santo Filipus Benizi dan memohon ampun atas perlakuan kasarnya itu. Beberapa waktu kemudian, Peregrinus datang ke kota Sienna dan memohon bimbingan Filipus untuk menjadi seorang biarawan Servite. Pemuda Peregrinus inilah yang kini kita kenal sebagai Santo Peregrinus Laziosi
Santo Filipus Benizi tutup usia dengan tenang pada tanggal 22 Agustus 1285 di biara Servite di Todi Italia. Ia dikanonisasi pada tahun 1671 oleh Paus Klemens X.
Sumber: katakombe.org
Inspirasimu:
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.