FIDELIS merupakan seorang yang murah hati, jika ada seorang tidak mampu membutuhkan pakaian dan datang kepadanya maka dengan ikhlas ia akan memberikan lelaki itu pakaiannya. Kemurahan hati sepenuhnya bagi orang lain menjadi ciri khas hidup sucinya.
Dilahirkan di Jerman pada tahun 1577, Santo Fidelis kecil diberi nama Mark Rey oleh kedua orang tuanya. Melalui pendidikan yang ditempuhnya di Universitas Freigburg, ia bersama dengan George sepupunya tumbuh bersama menggapai keinginannya untuk menjadi seorang pengacara. Kemurahan hati mark bagi sesama telah ia tunjukan sedari kecil hingga akhirnya setelah dewasa, selalu menjunjung tinggi perjuangan bagi orang miskin dan tertindas,berbagai kunjungan bagi mereka yang sakit dan membutuhkan sering ia lakukan, hari-harinya tak lupa ia penuhi dengan doa. Setelah selesai menamatkan kuliahnya, ia menjadi seorang pengacara dengan karir yang pesat.
Banyak orang mengenalnya dan menjulukinya “pengacara orang miskin,” karena kerap kali Fidelis memberikan pelayanan pembelaan gratis bagi mereka yang membutuhkan namun tak sanggup untuk membayar. Kejujurannya menjadi modal utama yang ia junjung tinggi sebagai seorang pengacara, namun lingkungannya tidak mendukungnya. Berbagai kecurangan dan ketidakadilan kotor terjadi, hingga akhirnya ia merasa sangat muak, meninggalkan karier hukumnya dan memutuskan menjadi seorang imam bergabung dengan saudaranya George yang telah lebih dahulu menjadi anggota Ordo Kapusin.
Suatu ketika ia mendapat penugasan ke Swiss. Pada masa itu Jenewa Swiss adalah pusat gerakan para Calvinists and Zwinglians, di sana banyak orang yang memusuhi iman Katolik. Melalui khotbah-khotbahnya, banyak orang kemudian kembali kepangkuan Gereja Katholik Roma. Hal ini para pendukung Protestan menjadi amat marah dan berusaha untuk membunuhnya. Suatu ketika percobaan pembunuhan dilakukan saat ia sedang berkhotbah, seorang Protestan menawarkan untuk melindungi Fidelis, tetapi dia menolak, dengan mengatakan bahwa hidupnya ada di tangan Tuhan. Saat sedang dalam perjalanan ke kota terdekat, segerombolan orang mencegatnya. Mereka memerintahkannya untuk berhenti berkotbah dan mengingkari iman Katolik-nya. Keteguhan hatinya membawa Fidelis ke gerbang kemartirannya, sesaat setelah ia menolak keinginan para gerombolan itu, ia dibunuh dengan keji pada tahun 1622.
Fidelis dikanonisasi pada 1746 oleh Paus Benediktus XIV, Lima belas tahun kemudian ia diakui sebagai martir.
(fransiscanmedia.org & katakombe.org)
Inspirasimu : Santo Adelbertus dari Praha : 23 April
Staf Komisi Komunikasi Sosial, Konferensi Waligereja Indonesia, sejak Januari 2019-…