Beranda KATEKESE Santo Ferdinandus III dari Kastila : 30 Mei

Santo Ferdinandus III dari Kastila : 30 Mei

30 Mei, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Ferdinandus III dari Kastila, Santo Maximinus dari Trier , Santo Agustinus dari Canterbury, Beata Margareta Pole, Santo Filipus Neri , Santo David I dari Skotlandia, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Hari Minggu Panggilan, Hari Raya Pentakosta

FERDINANDUS III dari Kastila adalah seorang pahlawan Gereja dan juga pahlawan Nasional Spanyol. Ia adalah seorang kudus, yang menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang Raja dan seorang Katolik dengan sangat luar biasa. Sebagai seorang Katolik;  ia hidup kudus sesuai regula  Ordo Ketiga Fransiskan, dan  ia berjuang keras mempertahankan tegaknya ajaran iman yang benar terhadap rongrongan bidaah Albigensia. Sebagai seorang Raja; Ia berhasil membebaskan rakyatnya dari penjajahan bangsa Moor yang telah belangsung selama lebih dari 700 tahun.  Di Spanyol, ia dikenal sebagai Fernando el Santo,  San Fernando atau San Fernando Rey.

Ferdinandus adalah putra Raja Alfonso IX dari kerajaan Leon, dan Ratu Berengaria dari Kerajaan Kastilia. Ia lahir di Biara Valparaíso (sekarang Provinsi Zamora – Spanyol) pada tanggal  5 Agustus 1199.  Ketika berumur 18 tahun, ia diangkat menjadi Raja Kastilia menggantikan ibunya; dan ketika ayahnya meninggal dunia pada tahun 1230, Ia juga diangkat menjadi raja Leon. Dengan demikian Ferdinandus menyatukan kedua kerajaan ini dan memerintah sampai hari kematiannya pada tanggal 30 Mei 1252.

30 Mei, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Ferdinandus III dari Kastila, Santo Maximinus dari Trier , Santo Agustinus dari Canterbury, Beata Margareta Pole, Santo Filipus Neri , Santo David I dari Skotlandia, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Hari Minggu Panggilan, Hari Raya Pentakosta

Masa pemerintahannya mempunyai arti yang sangat penting bagi sejarah Spanyol dan sejarah Gereja Katolik di Eropa.  Ferdinandus berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan agama Kristen di seluruh kerajaannya dan mengusir pergi penjajah Moor dari seluruh wilayah Spanyol. Satu persatu wilayah yang diduduki para penjajah dibebaskannya. Kota Cazorla dibebaskan Ferdinandus  pada tahun 1231, Kota Úbeda direbut pada tahun 1233. Ibukota kerajaan bangsa Moor; Kordoba di kuasainya pada tahun 1236. Setelah menguasai ibukota Andalusia; Raja Ferdinand dan pasukannya bagai tak terbendung terus bergerak ke arah Selatan untuk merebut kota – kota yang masih dikuasai para penjajah Moor.

Ferdinandus merebut Kota Niebla and Huelva pada tahun 1238. Menyusul Kota Écija dan Lucena pada tahun 1240. Kota Murcia dikuasai pada tahun 1243,  Kota Arjona, Mula dan Lorca pada tahun 1244.  Kota Jaén pada tahun 1246, Kota Alicante pada tahun 1248 dan akhirnya kota terbesar di Andalusia,  Sevilla, dikuasai Ferdinandus pada tahun 1248.  Dengan penaklukan ini, Ferdinandus berhasil membebaskan seluruh Spanyol dari kekuasaan bangsa Moor kecuali Wilayah Granada, yang Sultannya menyatakan takluk sebagai raja bawahan dari Ferdinandus (Granada baru dibebaskan pada tahun 1492  oleh para penerusnya, Raja Ferdinand II dan Ratu Isabella, pasangan Raja-Ratu Katolik yang digelari Los Reyes Católicos).

Ferdinandus berusaha keras memajukan perkembangan agama Kristen diseluruh wilayah kerajaannya. Ia mendirikan banyak biara, merubah mesjid-mesjid yang ditinggalkan para penjajah menjadi Katedral-katedral dan memberikan bantuan keuangan bagi banyak rumah sakit. Pada tahun 1242 Ferdinandus mendirikan sebuah Universitas yang sangat megah, yaitu Universitas Salamanca yang terkenal itu, sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Ketika ajaran bidaah sesat Albigensia merebak; Raja Ferdinandus dengan gigih melawan mereka.

Ferdinandus tutup usia pada tanggal 30 Mei 1252 dalam usia 52 tahun. Ia dimakamkan dengan mengenakan jubah ordo ketiga Fransiskan di dalam Katedral Santa Maria Sevila (Catedral de Santa María de la Sede de Sevilla). Katedral ini sebelumnya adalah sebuah Mesjid bernama Mesjid Almohad. Nisan dimakamnya ditulis dalam empat bahasa : Ibrani, Latin, Arab dan Kastilia. Banyak mujizat dilaporkan terjadi pada makamnya sehingga banyak orang menganggap dia sebagai orang Kudus. Tubuhnya pun secara ajaib tidak mengalami kerusakan (Incorrupt Corpse). Namun Kekudusan raja Ferdinandus baru diakui Gereja hampir lima abad setelah kematiannya, saat ia di kanonisasi oleh Paus Klemens X pada tahun 1671. Saat ini makam dan tubuh Santo Ferdinandus masih dapat dilihat di Katedral Santa Maria Sevila.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Maximinus dari Trier : 29 Mei