CHARLES Joseph Eugene de Mazenod dilahirkan di Aix en Provence Perancis pada tanggal 1 Agustus 1782. Ayahnya adalah Charles Antoine, seorang Aristokrat, dan ibunya bernama Marie Rose Joannis. Ketika Revolusi Perancis meletus, keluarga bangsawan ini kehilangan semua harta benda mereka. Eugene yang saat itu masih berusia delapan tahun harus ikut bersama keluarganya dan melarikan diri ke Italia. Dia menghabiskan sebelas tahun di Italia, tinggal berpindah – pindah di Nice, Turin, Venice, Naples, dan Palermo.
Setelah Revolusi berakhir, Eugene kembali ke Prancis. Suatu pengalaman rohani yang indah dialaminya saat ia sedang berdoa dikaki salib pada hari Jumat Agung tahun 1807. Saat itu ia merasa tersentuh oleh kekuatan penuh dari kasih Allah. Eugene lalu bertekad untuk menjalani hidup yang lebih religius. Ia masuk seminari Saint Sulpice, di Paris pada tahun 1808 dan ditahbiskan pada tanggal 21 Desember 1811 pada usia 29 di Amiens, Prancis.
Karena berdarah bangsawan, ia segera ditawari jabatan sebagai Vikaris Jenderal di keuskupan Amiens. Namun Imam muda ini menolak kehormatan tersebut. Ia lebih memilih untuk menjadi seorang imam paroki di tanah kelahirannya Aix-en-Provence, agar bisa melayani orang-orang miskin. Ia melayani umatnya dengan penuh kasih dan membimbing mereka untuk kembali ke Gereja. Dia melayani orang-orang sakit, para tahanan, orang-orang miskin, dan mereka yang terabaikan. Pastor Eugene sangat dicintai umatnya. Terlebih lagi karena ia melupakan darah bangsawannya dan selalu berbicara dengan dialek lokal mereka, bukan dengan bahasa Perancis kelas atas seperti yang lazim digunakan oleh kalangan bangsawan dan para imam.
Teladan St.Eugene membuat banyak orang, baik para klerus maupun kaum awam dengan sukarela ikut serta dalam pelayanannya. Mereka lalu mendirikan basis pelayanan mereka di sebuah bekas biara Karmel, dan bersama-sama mereka berkarya di seluruh wilayah paroki tersebut. Pelayanan mereka sangat berhasil, dan reputasi mereka semakin menyebar. Banyak permintaan agar mereka juga berkarya di luar wilayah paroki. Karena itu Pater Eugene kemudian membentuk sebuah organisasi formal; sebuah Komunitas Religius yang beranggotakan para Imam dan Broeder awam untuk mewadahi karya pelayanan mereka.
Tanggal 17 Februari 1826 ia menerima persetujuan dari Paus Leo XII untuk pendirian Komunitas Religius yang ia beri nama : The Missionary Oblates of Mary Immaculate (OMI). Pelayanan mereka yang teristimewa adalah pergi kepada orang-orang yang belum pernah mendengar mengenai Yesus dan Gereja-Nya. Pater Eugene dan ordonya kemudian menerima banyak permintaan dari banyak uskup di seluruh dunia yang membutuhkan pelayanan mereka. Dalam waktu singkat, OMI berkembang pesat. Wilayah pelayanan mereka telah menjangkau Amerika Utara khususnya Kanada dan Amerika Serikat.
Walau Eugene lebih suka untuk berkarya sebagai seorang misionaris, namun ia tetap patuh pada keputusan Bapa Suci Gregorius XVI yang mengangkatnya menjadi Uskup Marseilles pada tanggal 24 Desember 1837. Dan memang bapa suci tidak salah memilih. Uskup Eugene kemudian berkarya dengan gemilang.
Ia mendirikan 23 paroki baru, merenovasi dan membangun kembali 50 gereja, merawat para imam yang berusia lanjut dan yang pernah mengalami penganiayaan saat revolusi. Uskup Eugene memulihkan disiplin gerejawi, dan pendidikan katekese dikembangkan untuk kalangan muda-mudi. Bapa uskup membuka kesempatan untuk 33 Ordo Religius untuk berkarya dalam keuskupannya.
Santo Eugene tutup usia pada tahun 1861. Saat itu sudah ada enam uskup yang berasal dari OMI dan sekitar 400 misionaris yang bekerja di berbagai negara. Saat ini para Missionaris OMI berjumlah sekitar 5.000 orang yang berkarya di sekitar 68 negara.
Sumber: katakombe.org
Insppirasimu: Santo Bernardinus dari Siena : 20 Mei
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.