DAMIANUS memiliki nama baptis Joseph de Veuster. Ia dilahirkan pada tahun 1840 dalam sebuah keluarga petani di Tremeloo Belgia. Jeff; begitu sapaannya, adalah seorang yang tinggi dan kekar. Tahun-tahun yang dilewatkannya dengan bekerja di pertanian keluarganya telah menjadikan tubuhnya sehat dan kuat. Semua orang sayang padanya, sebab ia sangat baik serta murah hati.
Bagian paling mengagumkan dalam hidup Damianus dimulai ketika Uskup meminta seorang imam sukarelawan untuk pergi ke pulau Molokai. Nama itu membuat orang bergidik ketakutan. Mereka tahu bahwa bagian dari pulau itu yang disebut Kalawao merupakan “kuburan hidup” bagi orang-orang kusta. Pulau itu merupakan tempat pembuangan bagi orang-orang yang berpenyakit kusta. Saat itu penyakit kusta adalah momok bagi dunia kesehatan. Tidak banyak yang diketahui tentang penyakit ini; dan rasa ngeri terjangkiti kusta menyebabkan para penderitanya dikucilkan di pulau tersebut.
Di Molokai para penderita kusta hidup mereka terpencil dari dunia luar. Tidak ada sarana kesehatan, tidak ada imam dan tidak ada penegak hukum. Pemerintah Hawaii mengirimkan makanan serta obat-obatan, tetapi jumlahnya tidak mencukupi. Lagi pula tidak ada sarana yang dikoordinir untuk membagikan barang-barang tersebut. Semua petugas kesehatan enggan untuk pergi kesana. Ketika pater Damianus sampai di Molokai. Ia sangat terguncang melihat penderitaan dan kemelaratan, serta keputusasaan para penderita kusta di sana. Walau demikian, ia bertekad untuk membantu mereka. Baginya tidak ada kata menyerah. Penduduk Molokai sungguh amat membutuhkan pertolongan.
Pater Damianus berkarya delapan belas tahun lamanya di Molokai. Dan seperti para penderita kusta yang dibuang disitu, ia tidak pernah diijinkan untuk keluar dari pulau tersebut. Dengan kerja keras dan pengorbanannya Molokai mulai berubah. Kata Molokai mempunyai arti yang sama sekali baru. Pulau yang sebelumnya merupakan tempat pembuangan para penderita penyakit kusta itu kini menjadi simbol sejati dari Cinta kasih Kristiani.
Suatu pagi saat sedang menyeduh kopi, tangan pater Damianus tercelup dalam kopi panas tersebut namun jarinya tidak merasakan apa-apa. Ini adalah tanda-tanda awal dari penyakit kusta. Menyadari bahwa ia telah terjangkit kusta; Damianus sama sekali tidak bersedih. Ia semakin bersemangat untuk bekerja dan mempersiapkan segala sesuatu bagi para penerusnya nanti apabila ia sudah berpulang.
Ia wafat akibat penyakit kusta pada tangal 15 April 1889 dalam usia Empatpuluh sembilan tahun. Pahlawan cinta kasih ini lalu dimakamkan disamping Gereja yang didirikannya bersama para penderita kusta.
Santo Damianus, seorang pengikut Kristus sejati yang rela mengorbankan nyawanya demi orang – orang yang terbuang. Bagaimana dengan anda..?
Baca selengkapnya: katakombe.org
Inspirasimu: Santa Lidwina : 14 April
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.