AURELIUS dari Cordoba dan istrinya santa Natalia dari Cordoba adalah martir Kristus pada masa pendudukan dan penganiayaan orang Kristen di Spanyol oleh bangsa Moor. Aurelius berdarah campuran. Ayahnya adalah seorang muslim Moor dan ibunya adalah seorang spanyol. Kedua orang tuanya meninggal saat ia masih anak-anak, karena itu ia dibesarkan oleh bibinya dari pihak ibu yang adalah seorang kristen yang taat. Oleh bibinya, Aurelius dengan sembunyi-sembunyi dididik secara kristen lalu dibabtis.
Setelah dewasa Aurelius menikah dengan seorang wanita yang juga berdarah campuran Moor-Spanyol seperti dirinya yang bernama Sabigotho. Sabigotho kemudian dibabtis dengan nama : Natalia.
Di bawah Hukum Syariah, semua wanita diwajibkan untuk mengenakan cadar bila berada ditempat umum. Karena Natalia dan seorang iparnya yang bernama Lilian (isteri dari Felix; yaitu sepupu Aurelius) tidak mau memakai cadar, maka mereka berempat; Aurelius dan Natalia, serta Felix dan Lilian dituduh murtad dan ditangkap.
Mereka diberi waktu empat hari untuk mengakui kesalahan dan menyangkal iman mereka, tetapi mereka menolak. Malah secara terbuka mereka mengakui iman mereka akan Yesus Kristus. Pengakuan iman yang berani ini membuat mereka semua akhirnya dipenggal. Bersama mereka dipenggal pula seorang biarawan bernama Georgius, yang giat berkotbah membela iman Kristen dalam masa penganiayaan tersebut.
Peristiwa Kemartiran ini terjadi pada tahun 852 di Cordoba, Spanyol, pada masa penganiayaan orang Kristen oleh penguasa Moor, Emir Abdurrahman II (822–852).
***
NATALIA terlahir dengan nama Sabigotho. Ia adalah seorang berdarah campuran Moor-Spanyol. Ayahnya adalah seorang muslim Moor dan ibunya adalah seorang Spanyol. Ia menikah dengan Santo Aurelius dan dibabtis menjadi Kristen dengan nama Natalia.
Pada tahun 852, saat terjadi penganiayaan bagi orang-orang Kristen oleh penguasa Moor, Emir Abdurrahman II (822–852), Natalia dan suaminya Aurelius, serta sepupu Aurelius bernama Felix dan istrinya Lilian ditangkap dan dipenjarakan karena dituduh murtad dari islam.
Mereka diberi waktu empat hari untuk mengakui kesalahan dan menyangkal iman mereka, tetapi mereka menolak. Malah secara terbuka mereka mengaku sebagai orang Kristen. Karenanya mereka kemudian dipenggal. Bersama mereka dipenggal pula seorang biarawan bernama Georgius, yang giat berkotbah membela iman Kristen dalam masa penganiayaan tersebut.
Sumber: katakombe.org
Inspirasimu: Santo Yoakim dan Santa Anna : 26 Juli
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.