05 Juli, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Antonius Maria Zaccaria, Santa Elizabeth dari Portugal, Santo Otto dari Bamberg, Santo Oliver Plunkett, Santo Theobaldus dari Provins, Santo Paus Petrus Rasul dan Santo Paulus Rasul, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Sabtu Biasa XIII, Gereja Katolik Indonesia, Katolik, Katekese, Umat Katolik, Lawan Covid 19
Ilustrasi: catholicnewsagency.com

ANTONIUS dilahirkan di Italia pada tahun 1502. Ketika ia masih muda, ayahnya meninggal dunia. Ibunya mendukung Antonius dalam perhatian istimewa yang dimilikinya terhadap penderitaan orang-orang miskin. Ibu Zaccaria mengirim puteranya belajar di Universitas Padua agar kelak ia dapat menjadi seorang dokter. Antonius baru berusia dua puluh dua tahun ketika ia menamatkan pelajarannya.

Dokter yang masih belia itu amat berhasil dalam pekerjaannya. Namun demikian, ia tidak merasa puas. Ia tahu bahwa ia ingin menjadi seorang imam. Antonius mulai belajar teologi. Ia juga tetap merawat mereka yang sakit, menghibur serta memberikan semangat kepada mereka yang menjelang ajal. Antonius mempergunakan seluruh waktu luangnya untuk membaca serta merenungkan surat-surat St. Paulus dalam Kitab Suci. Ia membaca kisah rasul besar Paulus berulang kali dan banyak merenungkan keutamaan-keutamaannya. Sekarang, Antonius terbakar oleh semangat yang menyala-nyala untuk menjadi seorang kudus dan membawa semua orang kepada Yesus.

Setelah ditahbiskan sebagai imam, St. Antonius Maria pindah ke kota besar Milan. Di sana, ia akan dapat membantu lebih banyak orang. Ia juga membentuk suatu ordo para imam yang disebut Pekerja-pekerja Tetap St. Paulus. Orang menyebutnya “Barnabit”, oleh karena ordo mereka berpusat di Gereja St. Barnabas di Milan. Sesuai teladan rasul Paulus, St. Antonius dan para imamnya berkhotbah ke mana-mana. Mereka menyerukan kembali kata-kata dan nasehat-nasehat Paulus. Mereka menerangkan pesan-pesan Paulus dengan kata-kata sederhana yang mudah dimengerti. Umat menghargainya; mereka merasa senang. St. Antonius juga memiliki cinta mendalam kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Ia memulai Devosi Empat Puluh Jam.

St. Antonius Maria baru berusia tiga puluh tujuh tahun ketika ia wafat pada tanggal 5 Juli tahun 1539. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada tahun 1897.

 “Oleh karena kita telah memilih rasul besar Paulus sebagai pembimbing dan bapa kita, serta menyatakan diri sebagai pengikutnya, kita harus berusaha mengamalkan ajaran serta teladannya dalam hidup kita.” St. Antonius (kepada imam-imam Barnabit)

Sumber: yesaya.indocell.net

Inspirasimu: Santa Elizabeth dari Portugal : 04 Juli