Atas upaya isterinya santa Natalia, Adrianus tetap dapat menerima pelajaran agama dan dibaptis dalam penjara. Bahkan ketika ia tidak lagi diperbolehkan mengunjungi suaminya; Natalia menyamar sebagai seorang pemuda dan berhasil menemui Adrianus di penjara. Saat itu Natalia meminta agar nanti setelah berada di surga, Adrianus tidak lupa untuk mendoakannya.
Santo Adrianus bersama para martir Kristen (yang namanya tidak tercatat) lalu dihukum mati. Mereka dipenggal lalu tubuh mereka dicincang dan dilemparkan ketengah gulungan api. Api kemudian padam karena sekonyong-konyong turun hujan lebat. Orang Kristen mengumpulkan sisa-sisa jenazah para pahlawan iman ini lalu menguburkannya didekat Argypolis, dipantai Bosporus (sekarang wilayah Turki).
Natalia menyimpan relikwi berupa sepotong tangan suaminya. Dan sejak itu ia memutuskan untuk hidup tidak jauh dari makam suaminya. Ketika Natalia tutup usia, ia pun dikuburkan di samping makam suaminya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.