TERESA lahir pada tanggal 9 Januari 1843 di kota kecil Lleida, Catalonia, Spanyol, dalam keluarga petani katolik yang penuh devosi, Francisco José Jornet dan Antonieta Ibars. Seorang saudarinya yang bernama María, kelak membantunya mendirikan biara dan seorang lagi yang bernama Josefa menjadi seorang biarawati Vincentian di Havana Kuba. Saudaranya Juan, menikah dan memiliki tiga anak putri yang dikemudian hari menjadi biarawati dari kongregasi yang didirikannya. Seorang paman dari pihak ibunya adalah seorang biarawan karmel yang kudus, Beato Francisco Palau, OCD.
Sejak usia muda, Teresa telah memiliki rasa kepedulian yang kuat terhadap kaum miskin. Banyak orang bersaksi bahwa Teresa kecil sering membawa para fakir miskin ke rumahnya dimana mereka akan dirawat dan diberi makan. Dikemudian hari Teresa pindah ke Lerida untuk melanjutkan studinya dan tinggal bersama seorang bibinya. Setelah studinya selesai ia mendapat pekerjaan sebagai guru di kota Barcelona. Dimasa inilah Teresa mulai tertarik untuk menjalani hidup religius dan ingin menjadi seorang biarawati.
Pada tahun 1868 ia melamar pada biara susteran Klaris di dekat Burgos, namun lamarannya tidak diterima. Penolakan ini tidak mematahkan semangatnya. Ia lalu bergabung dengan komunitas Secular Order of Discalced Carmelites (OCDS) dan menjadi seorang awam Karmelit demi perkembangan kehidupan rohaninya. Ia juga mengabdikan dirinya dengan sepenuh hati pada profesinya sebagai seorang pendidik. Suatu hari, pembimbing rohaninya, pater Saturnino López i Novoa meminta Teresa untuk mulai berkarya merawat para fakir miskin dan orang-orang jompo yang terlantar dan hidup dalam kemiskinan di wilayah tersebut. Teresa menyanggupi permintaannya.
Pada tahun 1872, Teresa membuka rumah Jompo pertama di Barbastro. Saudarinya Maria bersama beberapa orang sukarelawati datang membantunya. Di tahun berikutnya kelompok kecil tersebut berkembang pesat dan dibawah bimbingan pater Saturnino López i Novoa (telah digelari “Venerabilis” oleh Paus Fransiskus pada 8 Juli 2014), beralih menjadi sebuah Konggregasi religius. Di tahun berikutnya kelompok kecil tersebut berkembang pesat dan dibawah bimbingan pater Saturnino López i Novoa (telah digelari “Venerabilis” oleh Paus Fransiskus pada 8 Juli 2014), beralih menjadi sebuah Konggregasi religius. Teresa Ibars terpilih menjadi Moeder Superior yang pertama dari konggregasi Suster yang diberi nama : Hermanitas de los Ancianos Desamparados
Para suster Herminitas memiliki dedikasi yang luar biasa dalam karya kemanusiaan mereka. Suster Teresa sendiri yang memberikan teladan bagi para susternya dengan mengorbankan kenyamanan pribadi dan memberikan yang terbaik dalam merawat para jompo. Ia segera dikenal sebagai seorang suster yang ramah dan memiliki ketenangan yang luar biasa, sebuah kepribadian yang menarik banyak wanita muda untuk mengikuti jejaknya dan bergabung dalam Kongregasi yang didirikannya.
Ketika wabah kolera melanda Spanyol pada tahun 1897, Suster Teresa dan para biarawatinya berada di barisan depan untuk merawat para korban. Sebanyak 24 orang suster Herminitas dan 70 orang pasien mereka meninggal dunia bersama dengan 120.000 korban meninggal dunia diseluruh Spanyol.
Setelah wabah kolera berlalu, Suster Teresa yang kelelahan memutuskan untuk pensiun dan beristirahat di biara Lira. Ia tutup usia dalam kedamaian biara ini pada tanggal 26 Agustus 1897. Sampai saat kematiannya, Kongregasi yang didirikannya telah memiliki lima puluh biara dan rumah jompo di seluruh Spanyol.
Santa Teresa dari Yesus dibeatifikasi pada tahun 1958 oleh Paus Pius XII, dan dikanonisasi pada tahun 1974 oleh Paus Paulus VI.
Sumber: katakombe.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.