SYNCLETICA hidup pada awal abad ke-4 di kota Alexandria Mesir. Tradisi mengatakan bahwa ia berparas cantik dan berasal dari keluarga kaya. Namun kekayaan dan kemegahan duniawi tidaklah menarik baginya. Sejak kecil ia lebih tertarik kepada hal – hal spiritual dan berkeinginan untuk mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Yesus.
Setelah kematian kedua orangtuanya, Santa Syncletica memutuskan untuk membagi-bagikan semua harta warisannya kepada para fakir miskin. Ia lalu meninggalkan kota Alexandria yang hiruk-pikuk, meninggalkan semua kemegahan duniawi, dan pergi kepadang gurun untuk hidup sebagai seorang pertapa wanita. Sepanjang hari dilaluinya dalam doa dan matiraga.
Kesucian hidupnya segera mendapat perhatian dari masyarakat. Secara bertahap banyak wanita yang ingin menjalani kehidupan religius datang dan hidup sebagai murid-nya di dalam Kristus. Syncletica dengan penuh kasih akan menerima semua wanita yang datang kepadanya. Ia akan membimbing mereka, bukan dengan kata-kata dan perintah, namun dengan teladan dan pola hidup asketis-nya yang keras dan penuh disiplin. Semua pengikutnya sangat mencintai Santa Syncletica. Bagi mereka ia adalah seorang guru, seorang ibu, dan seorang sahabat.
Syncletica diyakini meninggal dunia pada usia lanjut di sekitar tahun 350. Ia akan selalu dikenang sebagai seorang pertapa wanita yang kudus. Kisah hidup serta tulisan-tulisannya dilestarikan bersama dengan tulisan para pertapa suci di padang gurun lainnya dimasa itu seperti Santo Pakhomius, Santo Anthonius Pertapa dan santo Paulus pertapa.
Sumber: katakombe.org
Inspirasimu: Santa Dafrosa : 04 Januari
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.