Marta dan Maria begitu ramah, masing-masing menunjukkan sikapnya itu dalam tindakan yang berbeda dalam menyambut kedatangan Yesus di rumah mereka. Marta sibuk dengan mempersiapkan segala sesuatu untuk melayani Yesus. Sementara Maria dengan cara yang sangat sederhana duduk bersimpuh di hadapan Yesus. Maria memilih duduk dan mendengarkan apa yang diajarkan Yesus.
Seringkali kesibukan dan kecemasan silih berganti mengalihkan perhatian kita untuk setia mendengarkan Tuhan. Waktu terasa begitu cepat berlalu, bahkan terasa 24 jam sehari itu kurang. Banyak hal ingin kita kerjakan, bekerja dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup yang memang tidak pernah akan habis. Dalam situasi semacam itu tentu saja tidak ada waktu lagi untuk berdiam sejenak, menerima dan mendengarkan Tuhan dalam doa.
Tuhan berharap, menhendaki agar kita memberi tempat untuk-Nya bukan hanya di hati, tetapi di rumah dan juga dalam kehidupan harian kita. Kita mencintai Tuhan ketika kita mempersembahkan kepada-Nya apa yang kita punyai dan segala sesuatu yang kita kerjakan.
Semoga kita di tengah kesibukan dan kepadatan jadwal dan hidup kita sehari-hari, masih berani meluangkan waktu untuk Tuhan dalam keheningan, dalam doa. Kita seimbangkan antara hidup karya dan doa, sehingga apapun yang kita kerjakan merupakan persembahan hidup kita kepada-Nya.
Marilah kita belajar dari bunda Maria yang senantiasa juga mendengarkan dan menjalankan kehendak Bapa. Gereja meyakini bahwa untaian doa Rosario mempunyai kekuatan tetapi juga membantu kita untuk semakin dekat dengan Yesus Kristus. Semoga perayaan Bunda Maria Ratu Rosario semakin mengingatkan dan mengundang kita untuk berdoa bersama Bunda Maria dalam doa Rosario. Bunda Maria doakanlah kami anak-anakmu!
Keterangan foto: Santa Maria ratu Rosario, ilustrasi dari luckioojozz.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.