KATARINA hidup pada masa Gereja Perdana. Ia adalah puteri dari pasangan kafir yang kaya di Alexandria, Mesir. Ia seorang gadis yang cantik jelita dengan minat belajar yang mengagumkan. Katarina suka sekali mempelajari pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang filsafat dan agama. Suatu hari, ia mulai membaca tentang agama Kristen. Tak lama kemudian ia sudah menjadi seorang Kristen.
St. Katarina baru berusia delapanbelas tahun ketika Kaisar Maxentius mulai melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Tanpa gentar sedikit pun, gadis Kristen yang cantik ini menghadap raja untuk mengatakan pendapatnya tentang perbuatan raja yang kejam. Ketika raja berbicara tentang berhala-berhala, Katarina dengan gamblang menunjukkan kepadanya bahwa berhala-berhala itu adalah bohong. Maxentius tidak dapat membantah penjelasan Katarina. Oleh karenanya, ia memerintahkan agar dipanggil limapuluh orang ahli fisafat kafir yang terbaik. Sekali lagi, Katarinalah yang berhasil membuktikan kebenaran agamanya. Kelimapuluh ahli filsafat itu menjadi yakin bahwa Katarina benar. Karena amat murka, Maxentius membunuh semua ahli filsafat itu. Kemudian, raja mencoba membujuk Katarina dengan menjanjikan mahkota ratu baginya. Ketika Katarina dengan tegas menolak, ia memerintahkan agar Katarina disesah dan dijebloskan ke dalam penjara.
Ketika Maxentius pergi, isterinya dan seorang pejabat istana amat penasaran. Mereka ingin mendengar gadis Kristen yang menakjubkan ini berbicara. Maka mereka mendatangi Katarina di penjara. Akibatnya adalah mereka beserta duaratus pasukan pengawal bertobat. Karena itu, mereka semuanya dijatuhi hukuman mati. Katarina sendiri hendak digilas dengan sebuah roda penuh duri besar dan disiksa hingga tewas. Ketika roda mulai berputar, secara misterius roda terbelah menjadi dua dan hancur berantakan. Pada akhirnya, St. Katarina dihukum penggal. St. Katarina adalah pelindung para ahli filsafat Kristen.
Sumber: yesaya.indocell.net
Inspirasimu: Santo Andreas Dung-Lac, dkk : 24 November
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.