Beranda KWI Salib yang Harus Dihadapi di Zaman Modern

Salib yang Harus Dihadapi di Zaman Modern

RD Kamilus. Kemajuan zaman sekarang telah melahirkan dunia baru, yakni dunia siber / Fotografer : Abdi Susanto

SEBAGAI orang beriman kita tidak boleh lari menghadapi hoaks atau kabar bohong, juga kabar-kabar yang bersifat memecah persaudaraan.

“Kita tahu ancaman ini dan tidak boleh membiarkannya tanpa ada perlawanan. Kita harus hadapi bersama-sama. Hadirkan harapan dan iman dalam media sosial untuk mengkounter hoaks,”ujar Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) RD Kamilus Pantus dalam Forum Dialog dan Literasi Media di Lotta, Manado, Sabtu (21/10).

Dalam konteks Indonesia, ketika orang menyebarkan ideologi jalan sesat, intoleransi, kekerasan di media sosial, sebagai orang Kristiani, kata Kamilus kita tidak boleh lari meninggalkannya. “Inilah salib di zaman modern yang harus dihadapi. Kalian tidak boleh menghindari. Bawalah salib dalam zaman Yesus untuk melawan intoleransi di medsos di zaman sekarang,”ujar Kamilus.

Kemajuan zaman sekarang telah melahirkan dunia baru, yakni dunia siber. Markus 16:15 yang mengatakan “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” menurut Kamilus dapat digunakan dalam konteks zaman sekarang. “Mandat Yesus ini bisa kita gunakan di zaman kita,”ujar pastor asal Keuskupan Weetebula, Sumba ini.

Panggilan untuk masuk ke dunia baru ini karena sebagian besar orang muda ada di sini. Orang muda, anak-anak, kata Kamilus menggunakan dunia ini untuk mencari ilmu dan hiburan. Kalau membiarkan mereka tanpa pendampingan itu berarti melakukan dosa, kata Kamilus mengutip ucapan Paus Fransiskus.

Maka, panggilan kita sebagai orang Katolik, panggilan gereja (kita) seperti disebut dalam Ensiklik Redemptoris Missio adalah masuk ke dunia baru. “Ini misi zaman modern. Kita harus sebarkan nilai-nilai Kristiani ke dalamnya untuk mengkounter kekerasan, intoleransi, paham radikal,”ujar Kamilus.

Selain Kamilus, perwakilan Densus 88, Tenaga Ahli Dirjen IKP Kominfo Hendrasmo, dan Wartawan Bisnis Indonesia juga menyampaikan materi-materi yang terkait dengan penggunaan media sosial, manfaat, bahaya dan bagaimana mengelolanya. Ratusan Orang Muda Katolik menghadiri kegiatan kelima setelah Jakarta/Bogor, Malang, Medan, dan Bandung disambangi KWI dan Kominfo.