Suatu malam dalam perjalanan dari Bengkulu ke Palembang, saya menabrak tong yang biasa digunakan di TPR (Tempat Pemungutan Retribusi). Tong itu terpelanting jauh. Tiba-tiba ada suara orang yang berteriak. Untunglah, tong itu tidak mengenai orang itu. Orang itu kaget mendengar bunyi tabrakan.
Mengapa saya menabrak tong itu? Karena malam itu sangat gelap dan berkabut. Jadi tong yang berwarna putih itu tidak tampak sama sekali. Yang tampak hanyalah warna kabut. Saya tetap mengendalikan kendaraan saya. Tidak ada kerusakan pada mobil saya. Perjalanan kami lanjutkan.
Namun hati ini terus berdebar-debar. Ada perasaan bersalah. Hati ini tidak tenang. Meski begitu, hal itu tidak memengaruhi saya dalam mengemudikan mobil di tikungan-tikungan tajam dari Curup ke Lubuk Linggau. Meski ada perasaan bersalah, saya berusaha untuk mengampuni diri sendiri. Habis, di TPR itu tidak diberi tanda-tanda yang jelas. Tidak ada lampu yang bisa menjadi tanda untuk menghindari tabrakan.
Manusia sering mengalami kegelapan dalam hidup. Di saat-saat seperti itu, ada saja perbuatan salah yang dapat menghancurkan diri sendiri dan orang lain. Setitik terang akan dapat membantu manusia dalam menmepuh perjalanan hidupnya dengan lebih baik. Karena itu, manusia mesti selalu menghiasi dirinya dengan terang. Terang itu mampu menyinari hidup manusia. Dengan demikian, manusia mengalami semangat dalam hidupnya.
Namun terang yang sesungguhnya itu berasal dari Tuhan. Dia memberi kita petunjuk yang jelas ke mana kita harus melangkah. Soalnya adalah manusia sering tidak mau mengikuti terang yang berasal dari Tuhan itu. Manusia mencari terangnya sendiri. Manusia mencari dan menemukan jalannya sendiri. Akibatnya, manusia mengalami kesesatan dalam hidup ini. Manusia terperosok ke dalam jurang yang dibuatnya sendiri.
Kisah tadi menunjukkan bahwa kegelapan itu dapat menghancurkan diri dan sesama. Terang itu tidak ada. Atau ada terang, tetapi bukan terang yang berasal dari Tuhan. Terang yang dibuat untuk kesenangan diri sendiri. Karena itu, kita butuh terang yang berasal dari Tuhan.
Dalam salah satu pengajaran-Nya, Yesus mengatakan bahwa Dia adalah terang yang sejati. Barangsiapa datang kepada-Nya akan menemukan keselamatan dalam hidupnya. Dia akan membawa manusia kepada kehidupan abadi. Orang yang tidak datang kepada-Nya akan menemukan kegelapan dalam hidupnya. Artinya, keselamatan tidak akan terjadi dalam diri orang itu.
Yesus datang untuk membawa semua orang kepada keselamatan. Ia memberikan jaminan kepada manusia untuk senantiasa berjalan dalam terang yang telah dibawa-Nya itu. karena itu, sebagai orang beriman kita mesti senantiasa mengandalkan Yesus dalam hidup kita. Yesus mampu memberikan jaminan keselamatan kepada kita. Kegelapan akan hilang lenyap. Yang ada hanya terang yang berasal dari diri-Nya.
Mari kita berusaha untuk selalu datang kepada terang yang berasal dari Yesus itu. Dengan demikian, kita akan menemukan keselamatan yang berasal daripada-Nya. Tuhan memberkati.
** (Frans de Sales SCJ)
Imam religius anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ); sekarang Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Palembang dan Ketua Signis Indonesia; pengelola majalah “Fiat” dan “Komunio” Keuskupan Agung Palembang.