St Yohanes Fransiskus menjelajah hingga ke paroki-paroki di pegunungan liar bahkan di hari-hari yang dingin menggigit di musim dingin demi menyampaikan misinya, “Aku melihatnya berdiri sepanjang hari di atas tumpukan salju di puncak bukit sedang menyampaikan khotbah,” kata seorang imam, “dan kemudian ia melewatkan sepanjang malam dengan mendengarkan pengakuan dosa.” Terkadang ia bersiap berangkat ke suatu kota yang jauh pada pukul tiga dini hari dengan beberapa buah apel di kantongnya sebagai santapannya sepanjang hari itu.
Suatu ketika, dalam perjalanan ke suatu dusun, St Yohanes Fransiskus terjatuh dan kakinya patah. Tetapi ia tetap meneruskan perjalanannya dengan bertopang pada sebatang tongkat dan pada bahu seorang teman. Ketika tiba di dusun, ia langsung mendengarkan pengakuan dosa. Ia tidak memeriksakan kakinya. Di akhir hari itu, ketika dokter memeriksanya, kakinya telah sembuh sama sekali secara ajaib.
St Yohanes Fransiskus Regis wafat di salah satu misi khotbahnya. Ia jatuh sakit parah kala tersesat pada malam hari di hutan. Sesaat sebelum wafat ia berseru, “Aku melihat Tuhan kita dan BundaNya membukakan pintu gerbang surga bagiku.” Ia wafat pada tanggal 31 Desember 1640.
Pada tahun 1806, seorang peziarah menggabungkan diri dalam khalayak ramai yang berdoa di tempat ziarah St Yohanes Fransiskus Regis. Peziarah ini yakin sepanjang hidupnya bahwa dengan perantaraan santo inilah ia mendapatkan panggilannya menuju imamat. Nama pemuda ini adalah St Yohanes Maria Vianney, Imam dari Ars.
Berapa sering aku mengambil waktu untuk merefleksikan hidupku dan melihat betapa banyak rahmat dan berkat yang dianugerahkan Tuhan? Adakah hari-hariku berlalu tanpa mengucap syukur kepada-Nya atas segala rahmat dan berkat?
Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Credit Photo: Santo Yohanes Francois Regis, www.katakombe.net
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.