Pada tahun 1504, Pater Fisher ditahbiskan sebagai Uskup Rochester, Inggris. Keuskupan Rochester adalah sebuah keuskupan yang miskin dan Uskup Fisher tinggal di sana sebagai gembala umat selama tigapuluh tahun. Jadi, Uskup Fisher menjalankan dua peran penting. Ia adalah bapa uskup dari keuskupan Rochester dan pimpinan Universitas Cambridge. Pada tahun 1514, ia ditunjuk sebagai pemimpin universitas seumur hidup. Uskup Fisher juga menjadi bapa pengakuan ibunda Raja Henry VIII. Nama ibu suri adalah Elizabeth dari York. Uskup Fisher mempunyai banyak teman, termasuk Erasmus, seorang sarjana terkenal, dan St. Thomas More. Tak seorang pun, baik Uskup Fisher maupun Thomas More, yang tahu bahwa mereka akan dirayakan pestanya bersama-sama dalam kalender orang kudus.
Tentu bukan suatu hal yang menyenangkan ketika Uskup Fisher dijebloskan ke dalam penjara pada tahun 1533. Ia dipenjarakan karena bersikukuh menyatakan bahwa perkawinan raja dan Ratu Katarina adalah sah. Kemudian Henry VIII menceraikan Katarina dan menikahi Anne Boleyn secara sipil. Raja menghendaki rakyat menyatakan sumpah setia kepadanya. Ia menjadikan dirinya pemimpin Gereja Inggris. Uskup Fisher tidak mau bersumpah setia. Karenanya ia dibuang ke Menara London. Menara tersebut pengap dan perlakuan di sana sungguh kasar. Uskup Fisher banyak menderita sengsara, tetapi ia tetap tidak mau mengingkari imannya. Meskipun pada masa itu tidak ada televisi dan radio, rakyat tahu apa yang dialami Uskup Fisher, Sir Thomas More dan yang lainnya. Mereka sungguh terpukul dan menjadi sedih. Pada tanggal 12 Juni 1535, Paus Paulus III mengangkat Uskup Fisher sebagai kardinal. Dengan berbuat demikian, Bapa Suci berharap agar Henry membebaskannya. Tetapi, hal tersebut malahan menjadikan raja semakin murka. Ia menginginkan kematian Kardinal Fisher. Yohanes Fisher wafat sebagai martir pada tanggal 22 Juni 1535. Bersama dengan sahabatnya, St. Thomas More, Kardinal Yohanes Fisher dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tahun 1935.
Orang kudus kita ini berpegang teguh pada kebenaran imannya, bahkan hingga harus mengurbankan nyawa. Sekarang, kita pun dapat mewartakan iman kita dengan kesaksian hidup kita.
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Credit Photo: Santo Yohanes Fisher, www.katakombe.net
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.