Raja yang baru memanggilnya, tetapi kali ini Yakobus tidak bersembunyi. “Aku seorang Kristen,” demikian katanya. Raja menuduh Yakobus sebagai orang yang tidak tahu berterimakasih atas semua penghargaan yang telah diberikan ayahnya, Raja Yezdigerd I, kepadanya. “Dan di manakah ayahmu sekarang?” jawab Yakobus dengan tenang. Raja yang murka mengancam akan menghukum mati Yakobus dengan kejam. Tetapi Yakobus menjawab, “Biarlah aku mati sebagai orang benar.”
Raja dan majelis kerajaan menjatuhkan hukuman siksa dan aniaya hingga tewas kepada Yakobus. Tetapi, kegentaran Yakobus telah lenyap. Katanya, “Kematian ini, yang tampaknya amat mengerikan, tidak ada artinya dibandingkan dengan kehidupan kekal yang akan kuperoleh.” Kemudian ia berkata kepada para pelaksana hukuman, “Mulailah pekerjaanmu.” Sementara itu ia tetap menyatakan imannya bahwa suatu hari kelak tubuhnya akan bangkit dalam kemuliaan. St. Yakobus Intercisus wafat pada tahun 421.
Hidup orang kudus ini mengingatkan kita akan belas kasih Tuhan yang tak terbatas yang menjangkau masing-masing dari kita.
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.