St. Petrus sangat ingin menjadi seorang misionaris. Ia bergabung dengan ordo religius Serikat Maria (Misionaris-misionaris Maria). Ia berharap agar diutus untuk mewartakan Injil kepada mereka yang masih belum percaya kepada Tuhan. Beberapa tahun kemudian keinginannya terkabul. Ia dan sekelompok misionaris Maria diutus ke kepulauan Lautan Teduh. Pastor Chanel dan seorang broeder ditugaskan di pulau Futuna. Di sana, penduduk dengan senang hati mendengarkan khotbah Pastor Chanel. “Orang ini mengasihi kita,” demikian kata seorang penduduk. “Dan ia sendiri mengamalkan apa yang ia ajarkan kepada kita.”
Sayang sekali, kepala suku Futuna menjadi iri hati atas keberhasilan sang imam. Ketika puteranya sendiri dibaptis, ia menjadi amat murka. Ia mengirim sepasukan prajurit untuk membunuh sang misionaris. Sementara terbaring sekarat, yang dikatakan imam hanyalah, “Aku baik-baik saja.” St. Petrus Chanel dibunuh pada tanggal 28 April 1841. Tak lama sesudah kemartirannya, seluruh penduduk pulau telah menjadi Kristen. Petrus dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1954.
Apakah aku rindu dan berharap dapat mewartakan Injil kepada mereka yang masih belum percaya kepada Tuhan?
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Credit Foto: Santo Petrus Chanel, www.hidupkatolik.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.