Pada masa kecilnya, Isidorus memperoleh pendidikan yang amat baik. Kakak-kakaknya bertanggung jawab atas pendidikannya. Ia dibimbing oleh Leander. Isidorus kecil menganggap Leander sebagai orang yang paling kejam di seluruh dunia. Leander terus-menerus menyuruhnya belajar! Tetapi, di kemudian hari Isidorus menyadari bahwa Leander sungguh seorang sahabat yang mengagumkan. Ia mengajarkan kepada Isidorus bahwa kita akan dapat melakukan begitu banyak hal bagi Gereja Yesus apabila kita belajar dengan tekun.
Isidorus hidup jauh sebelum Konsili Trente, di mana baru mulai dibuka seminari-seminari untuk pendidikan imam. Tetapi, Isidorus yakin bahwa di setiap keuskupan haruslah ada sebuah seminari dan sebuah sekolah Katolik sebagai sarana pendidikan lanjutan. Kedua impiannya tersebut kelak terwujud dengan dibukanya perguruan tinggi-perguruan tinggi Katolik dan juga seminari-seminari.
Uskup Isidorus selalu terbuka bagi umatnya. Kaum miskin di Seville tahu ke mana mereka harus pergi mohon bantuan. Selalu ada antrian panjang sepanjang hari, setiap hari, di tempat kediaman uskup. Isidorus berdoa dan bermatiraga. Ia sungguh seorang yang kudus dan uskup yang amat dicintai. Ia wafat pada tahun 636. St. Isidorus digelari Pujangga Gereja oleh Paus Inosensius XIII pada tahun 1722.
Perubahan apakah yang dapat aku lakukan bagi dunia sekarang ini? Bagaimanakah angan-anganku untuk menjadikannya dunia yang lebih baik?
Teks: “Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto:
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.