Hieronimus dilahirkan pada tahun 1486, putra suatu keluarga bangsawan di Venice, Italia. Ia adalah seorang prajurit yang gagah dan dipercaya untuk memegang komando di sebuah benteng di pegunungan. Ketika sedang mempertahankan benteng ini dari serangan prajurit Maximilian I, ia ditawan musuh dan dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah. Terbelenggu dalam penjara yang mengerikan itu, ia mulai menyesali cara hidup serampangan yang telah dilaluinya. Ia menyesal bahwa ia nyaris tak pernah memikirkan Tuhan. Ia menyesal telah menyia-nyiakan beberapa tahun dalam hidup amoral. Hieronimus berjanji kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengubah cara hidupnya jika Santa Perawan bersedia menolongnya. Doa-doanya dijawab dan Hieronimus berhasil meloloskan diri. Konon, dengan hati penuh syukur, Hieronimus langsung menuju ke sebuah gereja. Ia menggantungkan rantai-rantai yang membelenggunya di depan altar Maria.
Orang muda itu pada akhirnya menjadi seorang imam. Ia membaktikan diri pada karya-karya belas kasih. Perhatian utamanya diberikan kepada banyak anak yatim piatu yang tidak mempunyai rumah, yang ia temukan di jalanan. Ia menyewa sebuah rumah bagi mereka, dan memberi mereka makanan dan pakaian. Ia mengajar mereka dalam kebenaran iman. St Hieronimus membentuk sebuah kongregasi religius untuk kaum laki-laki yang dinamakan Serikat Pelayan-pelayan Kaum Miskin. Mereka mengabdikan diri demi kepentingan orang-orang miskin dan malang, teristimewa anak-anak yatim piatu, dan mengajar kaum muda. St Hieronimus melakukan segala yang dapat dilakukannya bagi para petani juga. Ia bekerja bersama para petani di ladang. St Hieronimus biasa berbicara kepada mereka tentang kebajikan Tuhan sementara ia bekerja bersama petani-petani itu. St Hieronimus wafat ketika ia merawat para korban wabah penyakit pada tahun 1537. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIV pada tahun 1767.
St Hieronimus Emiliani adalah anugerah bagi orang banyak pada jamannya dan bagi segenap Gereja. Dengan mengubah hidupnya secara total, ia menjadi gambaran kasih Allah. Ia memberikan pengharapan kepada mereka yang miskin dan diabaikan. Pada tahun 1928, Paus Pius XI memaklumkannya sebagai santo pelindung anak-anak yatim piatu dan anak-anak tunawisma.
St Hieronimus sungguh adalah gambaran kasih Allah. Bagaimanakah kita dapat menjadi saksi kasih Allah?
Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: Ilustrasi ( Santo Hieronimus)
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019