Kerinduan Moeder Rosa Philippine Duchesne adalah menjadi seorang misionaris. Tetapi, usianya telah lima puluh tahun sebelum akhirnya ia diutus ke Amerika. Pada waktu itu Amerika masih merupakan tanah misi. Di Mississippi, ia dan sekelompok kecil para biarawati mendirikan sebuah sekolah bebas biaya bagi kaum miskin. Pekerjaan itu amat berat oleh karena perbedaan bahasa serta adat-istiadat. Walaupun demikian, Moeder Duchesne tidak pernah kehilangan semangat mudanya. Sementara ia bertambah tua, ia semakin kurang memerintah dan menjadi lebih lembut. Moeder Duchesne sungguh merupakan seorang pahlawan yang tegar menghadapi tantangan perjalanan yang berbahaya. Ia bahkan hampir mati karena demam kuning. Moeder Duchesne berhasil mengatasi berbagai macam halangan untuk mendirikan biara-biara baru di Dunia Baru. Kemudian, ketika usianya tujuhpuluh satu tahun, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Superior. Ia berangkat untuk mendirikan sekolah bagi kaum pribumi yang dikasihinya. Moeder Duchesne wafat pada tahun 1852 pada usia delapanpuluhtiga tahun dan dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1988.
Meskipun pelayanannya dalam karya misi amat singkat, St. Rosa senantiasa dapat membantu sesamanya melalui doa-doanya. Suku pribumi Amerika menyebutnya sebagai “Perempuan yang Berdoa Senantiasa”
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: S. Rosa Philippine Duchesne, www.parokimbk.or.id
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.