“Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Kor 9, 16)
Setiap kali mendengar istilah ‘memberitakan Injil’, pikiran saya terus tertuju kepada para misionaris, guru agama dan katekis. Romo J. Prenthaler SJ merupakan salah satu misionaris yang berkarya di daerah Boro. (Baca juga: ‘The Walking Apostle’: a documentary film to restart the mission among Indonesian Catholics)
Saat ini mayoritas masyarakat Boro masih setia pada imannya akan Yesus Kristus. Mereka ini merupakan buah-buah karya Romo J. Prenthaler dan teman-temannya dalam memberitakan Injil.
Saat ini makam beliau sedang ditata dan menjadi tempat peziarahan. Pewartaan Injil merupakan karya yang melekat erat dalam diri para misionaris. Mereka telah meninggalkan keluarganya dan negaranya menuju daerah-daerah misi. Mereka mewartakan Injil kepada banyak orang dengan caranya masing-masing.
Pertumbuhan dan perkembangan Gereja di banyak tempat merupakan buah-buah karya misionaris. Kehadiran dan peran para misionaris, kemudian diikuti oleh para guru agama dan katekis, yang turut serta masuk ke berbagai pelosok desa untuk mengajar agama. Banyak komunitas umat beriman semakin kuat karena kehadiran dan peran para katekis dalam mewartakan Injil.
Pewartaan Injil memang merupakan salah satu pilar kehidupan Gereja. Dan sesungguhnya, pewartaan Injil tidak hanya menjadi tugas pra misionaris, guru agama dan katekis, tetapi merupakan tugas utama seluruh umat beriman.
Setiap orang yang dibaptis, otomatis harus ambil bagian dalam tugas pewartaan Injil. Maka Paulus mengatakan bahwa memberitakan Injil merupakan suatu keharusan baginya. Paulus merasa diri celaka, kalau tidak mau memberitakan Injil.
Mewartakan Injil artinya membagikan sukacita dan kegembiraan bagi banyak orang. Hidup orang beriman akan semakin tumbuh dan berkembang, saat dibagikan dan akan menjadi lemah dalam rasa aman dan nyaman. Hidup orang beriman akan semakin matang sejauh ditawarkan sebagai pemberian bagi sesama dan bukan dipelihara bagi diri sendiri.
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
PS. Karya agung misioner Pastor YB Prenthaler SJ sudah difilmkan oleh Komisi Komsos KAS dengan judul “Pedibus Apostolorum” alias Rasul Jalan Kaki karena kemana pun pergi alm. Romo Prenthaler suka jalan kaki.
Kredit foto: Ilustrasi film Pedibus Apostolorum
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.